Inpres Efisiensi APBD Picu Anjloknya Pendapatan Perhotelan di Kota Kretek

PHRI Kudus memperkirakan penurunan pendapatan sektor perhotelan hingga 30 persen. dampak kebijakan Inpres Nomor 1 Tahun 2025. -ist-
KUDUS, diswayjateng.id - Terbitnya kebijakan Instruksi Presiden (Inpres) Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi belanja dalam pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025, sangat berdampak di sejumlah sektor di Kabupaten Kudus. Salah satunya berpengaruh terhadap jasa akomodasi perhotelan.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Kudus pun memperkirakan, penurunan pendapatan pada sektor perhotelan di Kota Kretek hingga 30 persen. Hal itu dampak dari kebijakan Inpres Nomor 1 Tahun 2025.
Di dalam kebijakan tersebut, satu di antaranya meminta agar gubernur dan bupati/wali kota dapat membatasi belanja untuk kegiatan yang bersifat seremonial, kajian, studi banding, pencetakan, publikasi, dan seminar/focus group discussion.
“Kebijakan tersebut berpengaruh pada kegiatan-kegiatan pemerintahan yang biasanya dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas perhotelan menjadi akan berkurang. Utamanya menyasar pada hotel-hotel berbintang,” ujar Ketua PHRI Kudus, Muhammad Kirom.
BACA JUGA:Saat Efisiensi Anggaran, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Keselamatan Operasional Tetap Terjaga
BACA JUGA:Perbaikan Bangunan Sekolah Rusak di Blora Terancam Batal Imbas Efisiensi Anggaran
Kirom menyebut, penurunan pendapatan sektor perhotelan, diantaranya karena berkurangnya kegiatan Meeting, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE) yang berasal dari pemerintahan.
“Jasa akomodasi seperti hotel bintang, praktis terdampak atas kebijakan efisiensi anggaran. Kami memperkirakan adanya penurunan 30 persen pendapatan di sektor perhotelan Kudus dampak kebijakan itu,” terang Kirom.
Menurut Kirom, angka itu berdasarkan hasil komunikasi PHRI dengan sejumlah pengelola hotel di Kota Kretek.
Namun dampak yang dirasakan perhotelan di Kudus tidak terlalu besar dibandingkan dengan perhotelan di kota-kota besar, seperti Kota Semarang, Jakarta, Bandung, dan kota-kota besar lainnya.
BACA JUGA:Bupati Blora Dukung Pemerintah Pusat Keluarkan Kebijakan Efisiensi Anggaran
BACA JUGA:Pemprov Jateng Siap Efisiensi Anggaran, Tunggu Petunjuk Teknis Inpres 1/2025
Kirom melihat pendapatan sektor perhotelan Kudus dari sisi tingkat kunjungan tamu menginap masih cukup tinggi. Baik pengunjung dari sektor industri, hingga wisatawan.
"Di kota-kota besar, pendapatan hotel banyak bergantung pada event MICE. Tetapi di Kudus, tamu yang berkunjung masih cukup tinggi, jadi penurunannya tidak terlalu drastis, masih ada sektor lain yang bisa dioptimalkan," terangnya, Selasa 18 Februari 2025.
Karena itu, PHRI Kudus tetap mencari solusi agar industri perhotelan bisa bertahan dan tetap survive. Di antaranya menawarkan alternatif bisnis, seperti penyewaan dapur kepada restoran yang membutuhkan fasilitas untuk masak besar, dan penyediaan layanan katering.
Selain itu, dilakukan improvisasi pengembangan paket wisata berbasis hotel, supaya dua sektor hotel dan pariwisata di Kabupaten Kudus terangkat sekaligus.
BACA JUGA:Perjalanan Dinas Pemkab Sragen Bakal Masuk Salah Satu Efisiensi Anggaran
“Beberapa pengelola hotel sudah menawarkan penyewaan dapur ke restoran dan jasa tata boga. Diharapkan menjadi solusi dalam rangka mengoptimalkan fasilitas yang ada,” imbuhnya.
Manajemen hotel di Kudus juga mulai beradaptasi dengan konsep hybrid event. Yaitu mengkombinasikan pertemuan offline dan online guna menarik pasar dari berbagai sektor, termasuk kegiatan pemerintahan yang mulai menerapkan sistem daring.
PHRI Kudus berharap, ada pertimbangan dari pemerintah dengan memberikan kelonggaran bagi industri perhotelan yang masih dalam tahap pemulihan pascapandemi. Dalam rangka menjaga keseimbangan agar industri di daerah tetap bisa bertahan.
Sebelumnya, inovasi penyediaan paket wisata juga sudah didorong oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
BACA JUGA:Tarian Kretek Massal Pecahkan Muri, Sambut Bupati dan Wabup Kudus Terpilih Samani-Bellinda Birton
BACA JUGA:Dua Lumbung Padi di Kudus Bersiap Panen, Bulog Janjikan Beli Gabah Sesuai HPP
Penyedia jasa perjalanan wisata diminta agar menyediakan paket perjalanan wisata di Kota Kretek, lengkap dengan tujuan kuliner, oleh-oleh, dan perhotelan.
Paket perjalanan wisata diharapkan bisa mendongkrak perekonomian di sektor wisata, dan berdampak positif pada sekyor-sektor lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: