Batang Genjot Swasembada Pangan: Target 36 Ribu Hektare Lahan Panen di 2025

 Batang Genjot Swasembada Pangan: Target 36 Ribu Hektare Lahan Panen di 2025

Petani milenial di Kabupaten Batang--IST

BATANG, diswayjateng.id - Pemerintah Kabupaten Batang terus menggiatkan upaya pencapaian swasembada pangan melalui serangkaian program strategis. 

Meski menghadapi tantangan kerusakan infrastruktur akibat bencana alam, Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Batang tetap optimis mencapai target perluasan lahan tanam hingga 36 ribu hektare pada tahun 2025.

Kepala Dispaperta Batang, Sutadi Ronodipuro, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menjalin koordinasi intensif dengan berbagai instansi terkait untuk mengatasi permasalahan infrastruktur pertanian. 

"Kami berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Balai Besar Wilayah Sungai untuk mempercepat perbaikan fasilitas yang rusak, sehingga aktivitas pertanian dapat berjalan optimal," jelasnya.

BACA JUGA: Siap-siap Refocusing, Pemkab Batang Kencangkan Ikat Pinggang hingga Rp150 miliar

BACA JUGA: Pemkab Batang Fasilitasi 30 Pelaku Ekonomi Kreatif dengan Sertifikasi HKI, Beri Peluang Go Internasional

Saat ini, Kabupaten Batang memiliki lahan sawah berkelanjutan (LSB) dan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) seluas 18 ribu hektare. 

Dengan target produktivitas rata-rata mencapai 5 ton per hektare, potensi hasil panen diprediksi akan meningkat signifikan seiring dengan perluasan lahan tanam yang direncanakan.

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah kerusakan jaringan irigasi akibat jebolnya Bendung Krompeng yang berdampak pada sekitar 950 hektare lahan pertanian. 

Merespons hal tersebut, Dispaperta telah mengambil langkah cepat untuk melakukan perbaikan, memastikan petani dapat melanjutkan aktivitas pertanian mereka tanpa hambatan berarti.

BACA JUGA: Pemkab Batang Apresiasi Kinerja Bawaslu dalam Pengawasan Pilkada 2024

BACA JUGA: Pemkab Batang Lelang Dini 7 Proyek Miliaran Rupiah, Ini Daftarnya

Dalam upaya melindungi kesejahteraan petani, Dispaperta Batang juga mendorong program penyerapan gabah oleh Bulog dengan harga Rp6.500 per kilogram, terutama di wilayah Kecamatan Gringsing.

Langkah ini dinilai strategis untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap tengkulak yang seringkali menawarkan harga di bawah standar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: