Warga Plumbon Kecamatan Suruh Lahirkan Inovatif Pengelolaan Sampah Lewat GR2K
DIKELOLA : Gotong Royong Rukun Kampung atau GR2K dikelola masyarakat Dusun Pateran, Desa Plumbon Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Foto : Nena Rna Basri--
SURUH, diswayjateng.id- Pencemaran lingkungan dari kotoran sampah rumah tangga khususnya, menjadi salah satu isu menasional saat ini di Indonesia. Tak terkecuali di Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.
Siapa sangka, masyarakat Dusun Pateran, Desa Plumbon Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang tercetus ide cemerlang agar warga setempat tidak membuang sampah di sembarang tempat. Inovasi itu diberinama Gotong Royong Rukun Kampung (GR2K).
Sekretaris GR2K Isroni kepada wartawan mengatakan, munculnya ide GR2K pertama kali pada tahun 2020.
"Tercetus ide bagaimana upaya memperkuat kesadaran kebersihan lingkungan melalui Program Swadaya Pengambilan Sampah oleh Masyarakat," kata Isroni.
BACA JUGA: Antisipasi Musim Hujan, Pemkot Semarang Selesaikan Pembangunan Rumah Pompa Tanah Mas
BACA JUGA: Menengok Tradisi Nyadran Gua Pucung Srondol Kota Semarang, Warga Sembelih 2 Ekor Kambing
Diakuinya, masalah lingkungan khususnya terkait sampah di wilayah Kecamatan Suruh sebelumnya cukup memprihatinkan.
Masih seringnya warga masyarakat dengan seenaknya membuang sampah di pinggir-pinggir jalan dan di pekarangan orang lain, hingga merusak pemandangan tersebar di beberapa titik kala itu.
Yang membuat risih manakala tempat pembuangan sampah liar yang terlihat dengan mata telanjang adalah di depanakam Dusun Pateran dan depan Makam Srikembang, Dusun Krajan Desa Plumbon.
"Dulu dua tempat ini sering dibuat warga untuk membuang sampah apa saja. Bahkan menjadi pemasangan menyedihkan dan memalukan karena merupakan jalur alternatif Salatiga-Surabaya," ujarnya.
BACA JUGA: Ditinggal Pulang Pemilik ke Boyolali, Toko Ban Semi Permanen di Ungaran Terbakar
BACA JUGA: Manfaatkan IT, Dongkrak Perfoma Perumda Air Minum Tirta Ayu Kabupaten Tegal
Bahkan, bertahun-tahun tak kunjung ada perhatian serius dari Pemerintah Kecamatan Suruh.
Meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan oleh aktivitas masyarakat sehari-hari menimbulkan banyak masalah, seperti pencemaran lingkungan dan bencana alam seperti banjir.
Masalah ini, diakuinya, terus menjadi tantangan yang memerlukan solusi. Keterlibatan aktif dari seluruh masyarakat sangat dibutuhkan. "Sayangnya, banyak warga masyarakat yang masih kurang peduli terhadap permasalahan ini," ungkapnya.
Persoalan demi persoalan memicu warga masyarakat Dusun Pateran Desa Plumbon Kecamatan Suruh mencari solusi agar warga mereka tidak membuang sampah di sembarang tempat.
BACA JUGA: Polres Tegal Manfaatkan Lahan Kosong untuk Program Ketahanan Pangan
BACA JUGA: Kuasa Hukum Ancam Penjarakan Emak-emak Pelapor Balik dalam Kasus Penganiayaan Anak di Boyolali
Hingga tercetus organisasi masyarakat pedesaan di Kecamatan Suruh yang memberi nama Gotong Royong Rukun Kampung (GR2K).
"GR2K lahir pada tahun 2020, tepatnya tanggal 03 Juni 2020. Dengan bekal sebuah kendaraan bermotor Viar Roda 3, setiap dua hari sekali mengelilingi gang-gang di kampung untuk mengambil sampah-sampah milik warga dusunnya untuk dikumpulkan agar tidak dibuang disembarang tempat," terang Isroni.
Kembali lagi, aksi nyata kelompok GR2K dalam membersihkan lingkungan ditegaskan Isroni karena keprihatinan terhadap masalah sampah agar tidak mencemari lingkungan serta untuk menjaga kebersihan kampungnya.
Berjalan lima tahun keberadaan GR2K, ternyata sangat didukung oleh masyarakat sekitar. Setiap dua hari sekali, masyarakat dengan kesadaran sendiri mengupulkan sampah dalam plastik terikat di depan rumahnya untuk diambil para relawan GT2K melabelkan dirinya adalah Relawan Pengambil Sampah.
BACA JUGA: Nekat Datang ke Solo, Puluhan Suporter Bonek Diamankan Polisi
BACA JUGA: Diikuti 2.500 Peserta, Salatiga Christmas Parade Sapa Warga di Awal 2025
Ia tak menampik, hal ini tidak akan berjalan lima tahun terakhir jika warga Pateran tidak didukung oleh Pemerintah Desa Suruh melalui BUMdesnya.
"Karena GR2K bekerjasama dengan BUMdes Desa Suruh untuk membuang sampah mereka di TPS3R Desa Suruh," paparnya.
Ketua GR2K Budi Susilo menambahkan bahwa tujuan adanya inovatif GR2K ini bagian mengedukasi warga masyarakat untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat. Semata-mata, bertujuan agar kampung terlihat bersih dan nyaman.
Budi Susilo yang juga Ketua (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa)
LPMD Desa Plumbon menegaskan jika pengurus GR2K sudah pernah menghubungi Camat Suruh untuk berdialog bersama tentang permasalahan yang ada desa Plumbon, meskipun sempat ada tanggapan Camat Vega Lazuardi, S.STP, MM., akan menjadwalkan.
BACA JUGA: Hasil Evaluasi KemenPANRB, Indeks SPBE Wonosobo Raih Predikat Sangat Baik
BACA JUGA: Tinjau Proyek Tol Semarang-Demak, AHY Apresiasi Inovasi dan Efisiensi
LPMD merupakan lembaga yang dibentuk atas prakarsa masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah desa. LPMD berperan sebagai mitra kerja pemerintah desa dalam bidang pembangunan.
"Ternyata sampai saat ini tidak ada informasi lebih lanjut. Mungkin bapak Camat orang sibuk, sehingga tidak ada waktu untuk kami. Mesti begitu kami tetap akan berjuang dan tidak pernah mengharapkan penghargaan apapun, yang kami butuhkan adalah kepercayaan masyarakat dusun kami untuk bisa hidup bersih dan sehat," imbuhnya.
Baik Budi Susilo maupun Isroni berencana untuk memperluas gerakan GR2K dengan melibatkan lebih banyak sukarelawan pengambil sampah, dan menjalin lebih banyak kemitraan.
"Kalau tidak bisa bermitra dengan pemerintah, kami akan bermitra dengan lembaga non-profit, serta sektor swasta," sebut Budi.
BACA JUGA: Kunjungi Lapas Wanita Semarang, Komisi XIII DPR RI: Pentingnya Kerjasama Lintas Lembaga
BACA JUGA: Tiga Orang Terjebak, Pohon Tumbang di Ambarawa Timpa Taksi Online
Tercatat saat ini, GR2K telah bermitra dengan RM. Joglo Tower Sendang Resto, RM. Kedoen Djati, Pondok Sulaimaniyah serta Joglo Kipenjawi.
Warga masyarakat Dusun Pateran, Desa Plumbon Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang berharap melalui kerja sama yang lebih luas, masalah sampah dan pencemaran lingkungan dapat diatasi dengan lebih efektif dan berkelanjutan.
"Dengan dedikasi dan komitmen yang kuat dalam pengabdian, kami pasti akan berhasil mengatasi sebagian besar tantangan selama ini," pungkasnya.
Camat Suruh Belum Paham
Terpisah, Camat Suruh Vega Lazuardi, S.STP, MM., saat dikonfirmasi terkait persoalan sampah di Kecamatan Suruh serta peran inovatif warganya melahirkan GR2K mengaku belum paham justru akan meneruskan ke Dinas Lingkungan Hidup.
"Waduh nyuwun pangapunten saya malah belum paham. Karena saya juga baru di Kecamatan Suruh.
Saya belum bisa komentar karena belum tahu," ujar Vega Lazuardi.
"Mengenai permasalahan sampah jika ada keluhan bisa nanti kami teruskan ke Dinas Lingkungan Hidup. Karena kami tidak diberi kewenangan, Saya kurang paham. Jika ada keluhan nanti bisa disampaikan nanti kami sampaikan kepada Dinas LH Ibu, agar bisa terarah," sebut Vega.
BACA JUGA: Sosok Aiptu Pudjo Hartono SKep, Personel Polres Semarang Buka Layanan Khitan Gratis Sejak 2015
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: