Panggung Teater Masuk Sekolah, Menjawab Kegelisahan Regenerasi Teater Kudus

Panggung Teater Masuk Sekolah, Menjawab Kegelisahan Regenerasi Teater Kudus

Para aktor pelajar beradu akting di pentas teater saat ujian praktik Bahasa Indonesia di SMK Duta Karya Kudus.-arief pramono/diswayjateng.id-

KUDUS, diswayjateng.id - Munculnya bibit-bibit aktor teater muda di kalangan pelajar, setidaknya menjawab tantangan kegelisahan akan regenerasi pegiat teater di Kabupaten Kudus.

Menyelenggarakan geliat teater dengan beragam pentas dan pertunjukan yang dihelat di banyak tempat, tentu bisa menjadi secercah harapan bahwa teater di Kudus terus bertumbuh.

Kondisi itu tergambarkan saat pentas teater yang mulai ramai di Kota Kretek belakangan ini. Seperti pagelaran pentas produksi di kampus-kampus Kota Kudus, festival teater tingkat pelajar SMP hingga SMA, serta pelaksanaan ujian akhir berbasis teater.

Baru-baru ini, SMK Duta Karya Kudus mengadakan ujian praktik komunikasi mata pelajaran Bahasa Indonesia. Mereka mengadakan pentas teater di lingkungan sekolah.

Dengan panggung panggung dan ruang pertunjukan didesain di dalam kelas, menunjukkan bahwa teater masuk sekolah bukanlah hal yang asing di Kudus.

Praktis, sepuluh pertunjukan seni peran disuguhkan kepada penonton dalam pentas yang berlangsung pada Jumat hingga Rabu 18 Desember 2024.

Ada yang mengangkat monolog folklor nusantara, pentas bergenre percintaan yang dibumbui komedi hingga mengangkat cerita-cerita berbasis lokalitas yang ada di Kudus dan sekitarnya.

“Seperti pentas Kala Nirmala, Cinta dalam Kesempatan, Pengabdi Tanah Lor, Adat yang Terlupakan, Pathak Warak, Belok Kanan Santet Belok Kiri Pelet, dan lainnya,” kata Muchammad Zaini, guru Bahasa Indonesia SMK Duta Karya Kudus.

Naskah Teater Hasil Riset Siswa

Menurut Zaini, seluruh naskah yang dipentaskan merupakan karya siswa yang berasal dari penelitian dan penelusuran terhadap kearifan lokal. Naskah-naskah tersebut kemudian dituliskan sebagai ruang teater kedua dan dibukukan sebagai bukti arsip pementasan karya siswa.

Setelah melalui proses penulisan cerita tersebut, ia berharap pentas yang disuguhkan tidak hanya menghadirkan hiburan. Namun membawa serta pesan-pesan dan nilai yang ada dalam kearifan lokal ke dalam sebuah pertunjukan.

“Ini seperti menjawab kegelisahan generasi tua terhadap kondisi teater di Kudus, bahwa teater harus terus ditumbuhkan pada generasi-generasi muda tanpa meninggalkan nilai yang ada,” ucapnya.

Sementara itu, salah satu peserta pentas, Khansa Septiana Ramadhani mengungkapkan kesenangannya setelah bisa melewati ujian praktik komunikasi ini melalui teater.

Ia merasa mendapat banyak pengalaman dari teater dan bertemu banyak teman dengan proses yang sama.

“Setiap tahun ujian praktiknya memang mengadakan pertunjukan teater, saya sangat senang dan mendapat banyak pengalaman selama persiapan sampai pasca pentas,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: