Juragan Mulyo Tebar Duit ke Petani, Kehadirannya Bikin Simpati Warga Pati

Panen perdana di Lumbung Beras Gabungan Kelompok Tani di Kecamatan Trangkil Pati yang diinisiasi sebuah lembaga keuangan. -arief pramono/diswayjateng.id-
PATI, diswayjateng.id - Program Juragan Mulyo yang diinisiasi salah satu lembaga keuangan ini, berdampak siginfikan bagi kesejahteraan sejumlah petani di Kabupaten Pati.
Melalui program Juragan Mulyo, petani di Pati diberikan akses modal, lahan serta pendampingan selama proses produksi hingga panen.
Yang menguntungkan lagi, hasil panen petani dibeli oleh lembaga keuangan sebagai penyedia modal dengan harga di atas harga pokok penjualan (HPP).
Tidak hanya kalangan petani yang mengaku terbantu, Pemkab Pati pun mendukung program pemberdayaan ekonomi yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani.
BACA JUGA:Rajin Gelar Inovasi Daerah Antarkan Pati Masuk Nominasi Kabupaten Terinovatif Tingkat Nasional
BACA JUGA:Dua Hari Gelaran Job Fair Demak 2024, PLT Bupati : Cara Efektif Turunkan Angka Pengangguran
Dukungan itu diungkapkan Penjabat (Pj) Bupati Pati, Sujarwanto, saat menghadiri panen perdana di Lumbung Beras Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kecamatan Trangkil, Sabtu 16 November 2024.
Acara ini dihadiri oleh Pj Bupati Pati, Asisten Ekonomi Pembangunan Sekda, perwakilan Dispertan, Camat Trangkil, Direktur Fastabiq Pati, Kepala Desa Karangwage, dan kelompok tani.
"Kami sangat senang dan sangat mengapresiasi program Juragan Mulyo-nya Fastabiq. Program ini sangat membantu petani, terutama dalam hal pembiayaan usaha,” ujar Sujarwanto.
Sujarwanto mengakui, kalangan petani biasanya untuk mendapatkan kredit itu susah dan banyak pertimbangan.
Namun pihak Fastabiq berani memberikan kemudahan akses permodalan kepada petani.
BACA JUGA:Sijakapati dan Berdenting Antarkan Pati Masuk Nominasi Innovative Government Award 2024
BACA JUGA:Keseruan Adu Talenta Seniman Cilik Pati di Pentas Gerakan Seniman Masuk Sekolah
“Dengan kemudahan permodalan, petani menjadi tenang karena pada saat musim tanam dicukupi, pada saat panen dibeli dan pembeliannya jauh di atas harga pokok penjualan," terang Sujarwanto.
Sujarwanto menyebut, program Juragan Mulyo mirip dengan program yang pernah ia gagas saat menjabat di Bapedda Provinsi Jawa Tengah.
"Dalam masa tugas saya di Bappeda, saya telah menyampaikan sebuah konsep yang sejalan dengan inisiatif (Juragan Mulyo) ini," imbuhnya.
Penerapan program Juragan Mulyo ini, kata Sujarwanto, dapat menjadi contoh bagi lembaga keuangan lainnya untuk lebih memperhatikan nasib petani.
"Saya pikir ini memberikan kepastian kepada petani. Dan tadi hasil panennya juga bagus. Jadi kalau tadi kita lihat, maka program ini bisa menjadi contoh bagi lembaga keuangan lain untuk ikut memperhatikan nasib petani dan nelayan, dan Fastabiq juga akan mengarahkan nelayan nantinya," jelasnya.
BACA JUGA:Diganjar Perpanjangan Jabatan, BPD di Pati Wajib Pertajam Kinerjanya
BACA JUGA:PCNU Pati Bukan Sebatas Pangung Pengajian Saja, Siap Hadir saat Warga Sakit dan Kelaparan
Sujarwanto juga kagum dengan potensi pendapatan yang bisa diperoleh petani melalui program Juragan Mulyo. Bahkan ia sempat menghitung dan membuat rencana bisnis, dan ternyata program ini bisa menjadikan petani profesional.
“Itu yang dikehendaki gen milenial dan gen z kan. Ternyata kalau kita bercocok tanam di atas 5000 meter persegi, tadi hitungannya kira-kira kita mendapatkan paling kecil di angka 3.800.000 per bulan," paparnya.
Melihat potensi yang besar ini, Sujarwanto mendorong agar program serupa dapat direplikasi oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak di sektor keuangan.
"Kami juga akan meminta BUMD kita yang bergerak di sektor keuangan untuk bisa melakukan pola yang sama," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: