Bahas Rencana Rehabilitasi Hutan Gunung Slamet

Bahas  Rencana Rehabilitasi Hutan Gunung Slamet

KOORDINASI - Rapat koordinasi mematangkan rencana rehabilitasi lereng hutan Gunung Slamet.Foto: Hermas Purwadi/jateng.disway.id--

SLAWI, jateng.disway.id - Rencana rehabiitasi hutan di Gunung Slamet wilayah barat digelar dalam  rapat koordinasi dengan  Dinas Kehutanan wilayah V Tegal. Berbagai pihak dilibatkan dalam rakor kali ini seperti DLHK Provinsi Jawa Tengah,  DLH tiga daerah Brebes, Kota dan Kabupaten Tegal, camat, ADM KPH Pewrum Pewrhutani, termasuk PDAB Tirta Utama Jawa Tengah, dan PDAM di tiga wiayah.

Dalam kesempatan ini, Kabag Hublag Perumda Tirta Ayu Kabupaten Tegal Ujang Tatang Suwanda ST menyatakan bahwa inti dari rakor kali ini terkait dengan rencana rehabilitasi hutan yag ada diwiayah barat Gunung Slamet. "Nantinya, ada upaya mewujudkan persemaian tanaman untuk persiapan penghijauan dan rencana pembuatan wisata Gunung Slamet," ujarnya, Rabu (6/11/2024).

Untuk PDAB Tirta Utama Jawa Tengah, dan PDAM di tiga daerah, Slawi,  Kota Tegal, dan Kabupaten Brebes. Diharapkan dasa CSR-nya untuk mendukung kegiatan tersebut. Di kesempatan ini juga dibahas terkait  kondisi  lereng barat Gunung Slamet menjadi sebuah landscape yang miris. 

Lahan yang seharusnya dijadikan hutan lindung telah beralih fungsi menjadi lahan pertanian. "Yang dilakukan oleh beberapa oknum tanpa pertimbangan kelestarian," cetusnya.

BACA JUGA:Perumda Tirta Ayu Kabupaten Tegal Tera Ulang Meter Air Pelanggan

BACA JUGA:Perumda Tirta Ayu Kabupaten Tegal Bagi Penghargaan kepada Pelanggan

Hal ini sudah dimulai dari  tahun 2010, persaingan antara keuntungan pribadi dan kepentingan umum. Beberapa kelompok telah melihat potensi ekonomi dalam mengubah hutan menjadi lahan pertanian. Mereka mengabaikan kepentingan umum dan dampak ekologis yang akan terjadi sebagai akibat dari tindakan mereka.

Pembukaan lahan pertanian baru bisa menghasilkan keuntungan ekonomi jangka pendek bagi mereka yang terlibat. Namun, konsekuensinya sangat serius. "Ketika hutan digunduli dan tanah digarap tanpa pertimbangan ekologis yang cermat, itu dapat menyebabkan erosi tanah yang signifikan. "Menurunkan kualitas tanah, dan memicu longsor, tanah bergerak, bahkan banjir," ungkapnya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: