Kemen PAN RB Apresiasi Rumah Pelita Puskesmas Kedungbanteng Kabupaten Tegal

Kemen PAN RB Apresiasi Rumah Pelita Puskesmas Kedungbanteng Kabupaten Tegal

FGD - Kepala Dinkes Kabupaten Tegal dr Ruszaeni membuka acara FGD Penyusunan Model Inovasi Pelayanan Publik Bidang Penanganan Stunting.Foto:Yeri Noveli/diswayjateng.disway.id--

Untuk penanganan kasus BB kurang, gizi kurang dan gizi buruk, Heny mengaku selalu memberikan makanan tambahan kepada para penderita berupa kudapan gizi seimbang.

Seperti nasi, hewani, nabati, sayuran dan buah-buahan. Kudapan itu dikemas menjadi jananan. Karena anak lebih suka makan jajan ketimbang menu lengkap. 

Heny mengungkapkan, pada 2020 lalu, Rumah Pelita berhasil menangani dan menyembuhkan 14 anak yang mengalami gizi kurang. Mereka lulus status gizinya. Dari gizi kurang menjadi baik.

BACA JUGA:SMP Muhammadiyah 2 Boarding School Kota Tegal Buka Inden PPDB Tahun Ajaran 2025-2026, Apa Syaratnya?

"Setiap tahun kita selalu meluluskan status gizi menjadi baik," ucapnya.

Heny menyebut, bayi yang ditanganinya mayoritas baduta (bayi di bawah dua tahun). Ketika baduta sudah berkurang, maka akan melebar ke balita (bayi di bawah lima tahun).

Heny berharap, Pemkab Tegal mampu mereplikasi inovasi Rumah Pelita itu ke Puskesmas lainnya. Sehingga 29 puskesmas di Kabupaten Tegal serentak mendirikan Rumah Pelita.

"Sehingga penurunan angka stunting selalu bertambah setiap tahunnya," imbuhnya. (adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: