6 Fakta Menarik Tradisi Cukur Rambut Gimbal di Dieng, Salah Satu Acara Legendaris Tahunan

6 Fakta Menarik Tradisi Cukur Rambut Gimbal di Dieng, Salah Satu Acara Legendaris Tahunan

Tradisi potong rambut gimbal di Dieng-Wikipedia-

DISWAY JATENG - Ada fenomena unik yang terjadi di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah, beberapa anak memiliki ciri rambut gimbal. Setiap tahun, masyarakat Dieng melakukan tradisi unik, yaitu tradisi cukur rambut gimbal di Dieng.

Fenomena ini terutama dapat kamu ditemukan di Kabupaten Wonosobo dan sebagian di Kabupaten Banjarnegara serta lereng Merbabu. Rambut gimbal ini bukan sekadar ciri fisik biasa, tetapi memiliki makna yang lebih dalam bagi masyarakat setempat dan tradisi cukur rambut gimbal di Dieng menjadi hal yang wajib dilakukan setiap setahun sekali.

Tradisi cukur rambut gimbal di Dieng ini memiliki beberapa mitos yang beredar di masyarakat. Namun yang jelas, apapun mitos yang berkembang di masyarakat, kita harus tetap menghargai dan menjadikannya salah satu kekayaan budaya yang ada di Indonesia.

BACA JUGA: Ritual Jalan Kaki ke Desa Kuncen, inilah 8 Fakta Menarik Tradisi Nyadran Wangsa Bonokeling di Banyumas

Beberapa penjelasan mengenai tradisi cukur rambut gimbal di Dieng ini sudah kita rangkum dengan detail di bawah ini. Kamu harus menyimak artikel ini sampai selesai, agar tidak ketinggilan informasinya.

1. Legenda Aki Kolodete dan Nero Ronce

Menurut kepercayaan masyarakat Dieng, rambut gimbal pada anak-anak dianggap sebagai titipan dari Laut Kidul. Kepercayaan ini bermula dari legenda aki kolodete dan Nero Ronce, yang dipercaya sebagai leluhur di tanah Dieng.

Legenda ini menjadi akar dari tradisi dan kepercayaan masyarakat setempat terhadap anak-anak berambut gimbal.

2. Karakteristik Unik Anak-anak Berambut Gimbal

Anak-anak yang memiliki rambut gimbal di Dieng dipercaya memiliki karakteristik dan perilaku yang berbeda dari anak-anak pada umumnya. Mereka seringkali digambarkan sebagai anak-anak yang energik, nakal, dan berjiwa heroik.

BACA JUGA: 10 Fakta Menarik Kampung Suku Adat Jawa Kuno, Salah Satunya Tradisi Unik Masyarakat di Banyumas

Namun, di sisi lain, mereka juga cenderung pemalu dan sulit bergaul dengan lingkungan sekitarnya.

3. Ruwatan, Ritual Pencukuran Rambut Gimbal

Bagi masyarakat Dieng, ruwatan atau ritual pencukuran rambut gimbal merupakan praktik kepercayaan yang berkaitan dengan memahami konteks lokal dan dialog terhadap kondisi yang ada.

Pemotongan rambut gimbal ini harus melalui tahap-tahap ritual yang menggunakan simbol-simbol tertentu untuk meningkatkan nilai sakralitas dan mengikat hubungan dengan mitos serta kepercayaan lokal.

4. Permintaan Anak Berambut Gimbal yang Harus Dipenuhi

Selama ritual ruwatan, permintaan anak berambut gimbal diyakini tidak dapat dipengaruhi oleh orang tua atau orang lain. Meskipun demikian, tidak semua permintaan anak tersebut dapat dipenuhi, karena ada batasan-batasan tertentu yang harus dipatuhi.

BACA JUGA: Tradisi Unik Acara Apitan atau Sedekah Bumi Warga Banyumas, Mengarak Domba Dihias Warna-warni

5. Rangkaian Upacara Ruwatan yang Sakral

Upacara ruwatan melibatkan persiapan barang-barang sesaji, prosesi kirab anak gimbal, pemandian, pembakaran kemenyan, pemotongan rambut, dan penghanyutan potongan rambut ke Telaga Warna sebagai bagian dari permohonan keselamatan.

Setiap tahapan ini dilakukan dengan penuh khidmat dan sesuai dengan tradisi yang telah berlangsung turun-temurun.

6. Terbebas dari Sial dan Mendapat Ketenangan Hati

Setelah melalui ritual ruwatan, diyakini bahwa anak yang berambut gimbal akan terbebas dari sial yang dititipkan oleh Kyai kolodete dan akan mendapat ketenangan hati bagi orang tua dan masyarakat setempat.

BACA JUGA: 10 Tradisi dan Budaya Unik di Jawa Tengah yang Masih Dilestarikan hingga Sekarang

Kepercayaan ini menjadi salah satu alasan mengapa ritual ini tetap dilestarikan hingga saat ini. Itu dia beberapa tradisi cukur rambut gimbal di Dieng yang bisa kamu lihat atau kamu kunjungi setiap setahun sekali, rangkain acara tersebut juga sangat meriah dan diberi naman “Dieng Culture Festival”.

Tradisi ruwatan menjadi bukti bahwa masyarakat Dieng sangat menghargai dan menjaga warisan leluhur mereka. Melalui ritual ini, mereka berupaya untuk menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan dunia spiritual, serta menjaga hubungan yang harmonis dengan alam dan leluhur mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: