Pasar Slumpring Bumijawa, Pasar Tradisional Bernuansa Alam, Bayarnya Pakai Koin Bambu, Minat Untuk Berkunjung?
![Pasar Slumpring Bumijawa, Pasar Tradisional Bernuansa Alam, Bayarnya Pakai Koin Bambu, Minat Untuk Berkunjung?](https://jateng.disway.id/upload/e27863c8b4a1c9539b148afa868c784e.jpg)
Pasar Slumpring desa Cempaka Bumijawa Tegal-Instagram -
Karena konsep pasar tempo dulu terlebi dahulu menukar pada tempat telah ditentukan. Meski demikian pengelola menyediakan alat pembayaran non tunai melalui uang elektronik. OVO, GoPay, LinkAja dan pembayaran nontunai lainnya
Pedagang 100 Persen Warga Desa Cempaka
Fakta unik Pasar Slrumping Cempaka tidak kalah menarik pedagang yang perjualan juga tidak semua bisa berdagang di Pasar Slumpring. Mereka bisa menjual berbagai aneka kuliner makanan minuman dengan syarat harus warga asli Desa Cempaka.
Kemudian pedagang wajib menyetujui semua peraturan yang dibuat oleh Pokdarwis dan mendatangani perjanjian di atas materai. Pemberdayaan warga setempat di Pasar Slumpring meningkatkan kesejahteraan warga.
Pada saat pembukaan hanya 12 pedagang seiring berjalannya waktu sekarang kurang lebih 50 pedagang yang semuanya warga lokal. Sementarra warga luar boleh berjualan di dekat area pakir lantaran pasar Slumpring memperdayakan dan menghidupkan UMKM warga.
Begitu ramai dan laris berjualan di pasar ini. Hampir tiap minggu menghasilkan pendapatan sebesar tiga puluh juta rata-rata tiap minggunya. Bagaimana tidak, pedagang serabi saja bisa mendapat pendapat sampai Rp 600 ribu dalam setengah hari berjualan.
Belum pedagang lainnya berjumlah 50 orang, maka sudah pasti perolehan pendapatan lebih banyak lagi dalam sehari. Hal ini tentu memberi pengaruh pada ekonomi keluarga.
Kemudian sejak adanya obyek wisata lain dan Pasar Slrumping pemuda desa makin giat membangun kampung halaman. Tidak lagi merantau ke luar kota mencari nafkah dan kini kembali ke desa.
Buka Hanya Hari Minggu
Pasar Slumpring yang menawarkan pasar tempo dulu tidak buka setiap hari dan hanya buka menjual aneka kuliner pada hari Minggu. Buka dari jam 07.00 pagi sampai 12.00 siang dengan alas pasar dari tanah lantaran lokasi pasar di perkebunan bambu.
Sementara bilik maupun meja untuk menjajakan dagangan terbuat dari bambu. Sedangkan semua makanan tidak boleh menggunakan plastik hanya boleh memakai daun pisang, kecuali minuman.
Bilik dan meja pedagang dari bambu. Semua makanan tak boleh menggunakan bungkus berbahan plastik. Semua menggunakan daun pisang. Kecuali untuk minuman. Kuaitas makanan serta minuman tidak perlu diragukan, aman, karena tanpa bahan kimia .
Seperti ketela, jagung, dan lainnya proses pembuatan memakai bahan alami. Atau mencoba makanan khas Desa Cempaka bernama Sukit, yaitu sejenis makanan terbuat dari tepung beras kemudian dinikmati dengan gula jawa cair.
Pakai Seragam Pakaian Lurik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: