Lahan Kering, Produksi Labu Siam di Lereng Gunung Slamet Turun

Lahan Kering, Produksi Labu Siam di Lereng Gunung Slamet Turun

DIPETIK - Labu siam di lahan petani masih bisa dipetik.Foto: Siti Maftukhah/jateng.disway.id--

DISWAYJATENG, PEMALANG - Akibat keringnya lahan petani di lereng Gunung Slamet, membuat sayuran mengalami penurunan. Salah satunya adalah labu Siam yang produksinya turun, karena pertumbuhan tidak maksimal dan kurang air. 

Sumarmo, petani labu siam di Desa Pagenteran, Kecamatan Pulosari mengatakan, labu di lahan miliknya sangat sedikit. Hal itu diperkirakan saat masa pertumbuhan terjadi musim kemarau berkepanjangan. Sehingga berimbas pada pertanian labu siam yang biasanya menguntungkan petani. 

BACA JUGA:Penggantian Eskalator di Pasar Pagi Kota Tegal Masih Bureng

"Lahan kering kurang air dan labu siam sangat sedikit sekali produksinya. Otomatis pendapatan petani turun," katanya.

Banyak keuntungan dengan menanam labu karena penanaman dilakukan sekali, namun bisa panen selamanya. Selama perawatan, petani perlu mengganti penyangga dari bambu apabila sudah rusak. Untuk lahan satu hektar, bisa menghasilkan sekitar Rp50 juta jika labu melimpah dan bagus. 

"Saat ini harga mahal sementara labu sudah jarang, jadi petani tidak untung berlimpah," imbuhnya. 

BACA JUGA:Mangkrak, Lokasi CMJT Kota Tegal Diduga Dimanfaatkan untuk Mesum

Nikmah, petani lainnya menjelaskan, masa tanam labu sampai panen sekitar 4 bulan. Bahkan jika panen bisa beberapa kali petik. Penanaman yang mudah membuat banyak petani menanam labu. Apalagi hasilnya juga lumayan dengan perputaran yang cepat, sehingga jadi andalan petani.

BACA JUGA:Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Tegal Minta Agar Pendapatan Dimanfaatkan Optimal

"Harapannya, saat panen berikutnya labu melimpah dan harganya mahal sehingga petani dapat untung berlipat," harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: