Warga Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal Dapat Bantuan Air dari Anggota Pramuka

Warga Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal Dapat Bantuan Air dari Anggota Pramuka

AIR BERSIH - Sejumlah anggota Pramuka membagikan air bersih untuk warga Desa Dukuhbangsa Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal. Foto: Yeri Noveli/jateng.disway.id--

DISWAYJATENG, SLAWI - Musim kemarau di Kabupaten Tegal hingga kini belum berakhir. Tidak sedikit warga yang kesulitan air bersih. Utamanya di wilayah Kecamatan Jatinegara.

Untuk mendapatkan air bersih, tak jarang warga di Kecamatan Jatinegara harus menyusuri hutan dan mencari sumber mata air sejauh sekitar 1 kilometer.

Namun, kali ini warga Desa Dukuhbangsa Kecamatan Jatinegara bisa tersenyum bahagia karena mendapat bantuan air bersih dari anggota Pramuka.

"Kami membantu warga Desa Dukuhbanga yang saat ini mengalami krisis air bersih sebanyak 20.000 liter," kata Ketua Panitia Jambore Ranting (Jamran) Kecamatan Jatinegara, Sarno.

Dia mengemukakan, bahwa saat ini Gerakan Pramuka Kwartir Jatinegara sedang menggelar Jamran di Lapangan Desa Dukuhbangsa. Jamran diikuti para anggota Pramuka dari tingkat SD/MI hingga SMP/MTs di wilayah Kecamatan Jatinegara. Total peserta sebanyak 1000 siswa.

Seiring dengan kegiatan itu, para anggota Pramuka juga membantu air bersih untuk warga yang mengalami kekeringan.

"Kegiatan Jamran tahun ini persis di musim kemarau. Maka kami sekaligus membantu warga yang mengalami krisis air bersih. Kita bekerjasama dengan PDAM," ujarnya.

Selain mengurangi beban warga, menurut Sarno, tujuan bantuan air bersih ini sekaligus untuk mengajak anggota Pramuka agar peduli dengan sesama.

Dia menyatakan, bantuan sosial ini akan terus berlanjut jika musim kemarau belum berakhir. Pihaknya akan mengagendakan kembali bersama Kwaran Jatinegara.

"Wadah ini merupakan pengabdian kepada masyarakat," ucapnya.

Sementara, Uswatun, salah satu penerima manfaat mengaku sangat senang mendapat bantuan air bersih dari para anggota Pramuka.

Dia menuturkan, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, biasanya setiap hari berjalan kaki sejauh 1 kilometer. Lokasi sumber air berada di tepi sawah yang jauh dari pemukiman penduduk.

Sedangkan jika untuk minum, Uswatun terpaksa membeli air isi ulang yang harganya Rp6.000 hingga Rp7.000 per galon.

"Itu pun kalau punya uang. Kalau tidak punya, terpaksa pakai air seadanya," ucapnya sedih. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jateng.disway.id