Kajian Geologi Sebut Tiga Pedukuhan Desa Sridadi Berada di Mahkota Longsor

Kajian Geologi Sebut Tiga Pedukuhan Desa Sridadi Berada di Mahkota Longsor

Relawan dan Satgas BPBD Brebes melakukan pembongkaran rumah rusak akibat tanah bergerak di Desa Sridadi. --

BREBES, (DISWAYJATENG.ID) - Hasil kajian Badan Geologi menyebut, tiga pedukuhan di Desa Sridadi Kecamatan Sirampog Kabupaten Brebes berada di mahkota longsor. Dari kajian itu disimpulkan, penduduk di wilayah tersebut perlu direlokasi karena tidak layak untuk dijadikan tempat pemukiman.

Kepada wartawan, Koordinator Satgas BPBD Brebes Pos Bumiayu, Budi Sujatmiko menjelaskan, rekomendasi hasil kajian dari Badan Geologi untuk wilayah Desa Sridadi Kecamatan Sirampog sudah keluar. Menurutnya, kajian kali ini merupakan yang kedua dan kesimpulan yang dikeluarkan hasilnya sama, yaitu, wilayah Desa Sridadi tidak layak untuk ditinggali.

"Rekomendasi sudah dua kali keluar, hasilnya sama, wilayah Dukuh Karanganyar, Karanggondang, dan Pengasinan tidak layak untuk ditinggali dan warga harus direlokasi karena berada di mahkota longsor," ungkapnya, Senin (14/11).

Karena lokasinya berada di mahkota longsor, tanah di wilayah ini menjadi labil dan mudah terjadi pergerakan tanah. Terlebih jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Selain merusak rumah, pergeseran tanah ini juga membuat jalan provinsi di desa ini ambles hingga beberapa meter. Akibatnya, jalan penghubung Bumiayu Brebes dan Bumijawa Tegal di lokasi itu semakin curam dan berbahaya.

"Bencana tanah bergerak terjadi karena tingginya intensitas hujan. Sehingga pergerakan tanah memicu amblasnya jalan. Saat ini kondisi jalan juga memprihatinkan. Badan jalan patah dan amblas, padahal pemeliharaan dan pengepresan jalan terus dilakukan pihak Bina Marga Jawa Tengah," lanjut Budi Sujatmiko.

Amblasnya badan jalan diakibatkan konstruksi tanah yang sangat labil. Ini memicu terjadinya pergerakan pada lapisan bawah tanah yang mengarah ke sungai Keruh di sisi selatan.

"Hasil penelitian yang dilakukan tim Geologi Bandung dan ESDM beberapa waktu lalu, lokasi ini tidak layak sebagai wilayah hunian maupun sarana jalan. Kondisi tersebut karena pada titik yang sama, juga merupakan mahkota longsor dari pergerakan tanah," ungkap Budi Sujatmiko. 

Selama musim hujan ini, tambahnya, pergerakan tanah di lokasi ini akan terus terjadi. Pergerakan tanah bisa dilihat dari semakin dalamnya cekungan pada bagian jalan, hingga menyulitkan pengendara yang melintas. "Untuk itu, kami menghimbau kepada pengguna jalan untuk berhati-hati saat melintasi lokasi jalan amblas ini," tandasnya.

Sementara, hingga hari ini, relawan gabungan masih membantu mengevakuasi warga. Kepala BPBD Brebes, Nuhsy Mansur mengatakan, jumlah rumah yang telah terbongkar sebanyak 35 unit. Rencananya, ada 65 rumah yang akan di relokasi. Proses ini terkendala cuaca, kondisi jalan yang ambles dan lokasi bencana dengan hunian sementara cukup jauh, jalan menanjal, jadi mobilisasi material tidak maksimal.

"Sebanyak 35 unit rumah warga terdampak sudah dibongkar untuk dipindah ke hunian sementara," beber Nuhsy Mansur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radar brebes