Sejak Lama Jembatan Wadas Gumantung Putus, Warga Butuh Akses Penyeberangan

Sejak Lama Jembatan Wadas Gumantung Putus, Warga Butuh Akses Penyeberangan

Warga Wadas Gumantung Tonjong Brebes nekad menyebrangi sungai setelah jembatan putus tak kunjung diperbaiki-Teguh Supriyanto-Radar Brebes

BREBES, (DISWAYJATENG.ID)- Semenjak putus pada awal 2017 lalu, belum ada tanda-tanda penanganan terhadap jembatan Wadas Gumantung yang berada di Desa Kutamendala, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes.

Jembatan tersebut sangat dipelukan keberadaannya oleh warga sebagai satu-satunya penghubung Dukuh Satir menuju luar wilayah Kecamatan Tonjong,
Akibatnya, lebih dari 800 jiwa yang tinggal di Dukuh Wadas Gumantung masih kesulitan didalam mengakses luar wilayah. Kondisi itu dikarenakan, jembatan yang sebelumnya pernah ada membujur dari utara ke selatan sepanjang 108 meter dan lebar 2,5 meter tersebut,  sepanjang 24 meter putus.

"Jembatan ini melintang diatas pertemuan dua sungai yakni sungai Glagah dan sungai Pedes. Saat itu terjadi banjir di kedua aliran sungai, sehingga menyeret pilar jembatan dan ambruk," ungkap Husein, 51, salah seorang warga, Senin (7/11).
Tidak adanya alternatif lain untuk menyeberangi, memaksa warga untuk turun ke sungai jika akan menyeberanginya. Namun dengan meningkatnya debit air sungai menjadi kendala tersendiri bagi warga. "Kalau sudah begitu, warga tidak ada yang berani menyeberang. Mereka harus menunggu banjir surut, bahkan tidak jarang terpaksa bermalam di rumah kerabat atau saudaranya di utara jembatan," lanjut Husein.
Untuk itu warga berharap, pemkab dapat secepatnya membantu kondisi yang dirasakan ratusan warga Wadasgumantung. Agar mereka dapat beraktifitas tanpa harus menunggu sungai surut. "Minimal dibuatkan jembatan darurat, ini sangat dibutuhkan oleh masyarkat," imbuhh dia.
Keluhan atas kondisi jembatan juga disampaikan Cahyati, 30, warga Wadas Dukuh Kembeng lainnya. Sebagai seorang pedagang, hampir setiap hari dirinya harus menyeberangi sungai untuk berbelanja di Pasar Linggapura. "Biasanya dari pasar saya bisa langsung naik ojek sampai kerumah, tapi sekarang tukang ojek tidak ada yang berani menyeberangi sungai. Terpaksa saya turun kesungai untuk menyeberang, itupun saya lakukan kalau air tidak sedang banjir," ungkapnya.

Fathuri selaku kades Kutamandala membenarkan kondisi yang terjadi diwilayahnya tersebut. Menurut dia, 800 jiwa yang tinggal di dukuh wadas Kembeng saat ini kesulitan untuk mengakses keluar wilayahnya akibat jembatan putus. "Warga berharap, kerusakan yang terjadi di jembatan tersebut dapat segera mendapatkan penanganan agar aktifitas mereka dapat kembali berjalan normal. Kondisi ini sudah berulangkali kami laporkan ke tingkat Kabupaten," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: