Bejad! Guru SMP di Batang Ditangkap Polisi, Diduga Cabuli Puluhan Siswinya

Bejad! Guru SMP di Batang Ditangkap Polisi, Diduga Cabuli Puluhan Siswinya

Ilustrasi korban pencabulan.----

BATANG, (DiswayJateng)– Seorang oknum guru berinisial AM (33) yang mengajar di salah satu SMP Negeri di Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang ditangkap polisi akibat kasus asusila.

AM diduga telah mencabuli puluhan siswinya. Korban pencabulan anak di bawah umur ini diduga ada sebanyak 30 siswa.

Modusnya, pelaku pencabulan melakukan tes kejujuran para siswi yang akan masuk dalam organisasi siswa intra sekolah (OSIS).

Parahnya lagi, aksi bejat tersebut dilakukan oleh oknum guru tersebut di lingkungan sekolah tempat dia mengajar.

Kapolres Batang AKBP M Irwan Susanto melalui Kasatreskrim AKP Yorisa Prabowo ketika dikonfirmasi membenarkan adanya kasus tersebut. Kasus itu sendiri saat ini masih ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).

“Berdasarkan laporan, baru 7 korban yang membuat laporan ke kami. Dugaan masih banyak korban yang belum lapor ke kami, kemungkinan karena korban masih di bawah umur. Dan kami sudah melakukan sosialisasi pada guru dan orang tua agar melakukan pendekatan supaya anak yang pernah menjadi korban untuk lapor ke kami,” ungkapnya, Senin (29/08/2022).

Pelaku berinisial AM (33) merupakan warga Sambongsari Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal.

Pelaku merupakan guru agama di SMPN di Kecamatan Gringsing, Batang.

Kasatreskrim menjelaskan, kasus itu sendiri terungkap setelah adanya laporan dari salah satu orang tua siswi SMP di Gringsing. 

Berdasarkan laporan itu, petugas kemudian melakukan pemeriksaan terhadap korban yang didampingi orang tuanya dan juga visum.

“Dari hasil visum itu ketahui adanya pelecehan seksual yang dialami oleh korban. Kami kemudian mengamankan pelaku, dan setelah menjalani pemeriksaan, pelaku mengakui perbuatannya,” kata AKP Yorisa.

Yorisa membeberkan, latar belakang perbuatan bejat pelaku sendiri yaitu adanya niat. Modusnya dengan menggunakan kegiatan OSIS, karena pelaku menjadi pembina di sekolah tersebut.

“Pelaku menggunakan bujuk rayu, salah satunya menggunakan modus-modus agar para korban mau menuruti keinginan dari pelaku. Sedangkan untuk ancaman pelaku terhadap korban sendiri, belum kami temukan,” jelas Yorisa Prabowo.

Berdasarkan hasil pemeriksaan petugas, ada beberapa siswi yang dilecehkan, dan ada juga yang disetubuhi oleh pelaku. Kejadiannya sendiri terjadi dalam kurun waktu sekitar Juni sampai Agustus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: