Otopsi Ulang

Otopsi Ulang

Catatan DIS'Way Jateng --

"Rumah beliau di belakang SDN Suka Makmur itu," ujar Andri yang kelahiran Sungai Penuh itu.

Itu memang rumah dinas. Ibunda Brigadir Joshua, Rosti Simanjuntak, adalah guru SD di situ. Di situ pula Brigadir Joshua sekolah. Sempat diajar sendiri oleh Sang Ibu.

Ke rumah itu pula peti jenazah Brigadir Joshua diantar pulang. Empat hari setelah tewas di tembak-menembak di rumah Irjen Pol Ferdy Sambo.

Di rumah itu peti dibuka. Diteliti. Ada luka-luka. Dan memar di perut. Dan jarinya nyaris putus. "Keluarga memotret semua itu," ujar Andri mengutip keterangan keluarga.

Suasana rumah masih penuh duka. Masih banyak famili yang datang. Harapan terakhir keluarga pun tidak kesampaian. "Keluarga berharap bisa dimakamkan secara militer," ujar Andri. Tapi tidak bisa. "Alasan petugas, administrasinya belum lengkap," ujar Samuel Hutabarat, ayahanda Brigadir Joshua. Sang Ayah heran. Sudah diberangkatkan dari Jakarta mestinya sudah lengkap.

Ya sudah. Dimakamkanlah Joshua dengan upacara agama. Pemakamannya sekitar 2 Km dari rumahnya.

Rumah itu rumah bedeng. Empat pintu. Hanya dua yang terisi. Salah satunya ayah-ibu Brigadir Joshua. Mereka hanya berdua di rumah itu. Anak pertama, wanita, bekerja di Jambi, di karantina pertanian. Joshua adalah anak kedua. Adik wanitanya baru lulus dari Universitas Jambi, jurusan kesehatan masyarakat. Si bungsu, laki-laki, jadi polisi: Bripda Mahareza Hutabarat.

Brigadir Joshua setidaknya sudah dua kali bahagia dalam hidupnya: saat diterima sebagai anggota Polri dan saat diterima seleksi menjadi ajudan perwira.

Joshua, setamat SMAN di Muara Bungo, memang langsung melamar jadi polisi. Penempatan pertamanya di Jambi. Di pedalaman. Di Merangin. Di kompi Brimob di situ. Lebih 3 tahun Joshua bertugas di Merangin. Ia pun berkenalan dengan gadis di situ: Vera. Mereka pacaran. Sudah 8 tahun masih setia. Mereka bertekad segera kawin. Ayah-ibu Joshua pun merestui.

Kali terakhir Joshua pulang kampung adalah akhir tahun 2021 lalu. Liburan Natal. "Ia dekat sekali dengan ibunya. Tidur di ketiak ibunya," ujar Samuel.

Tanggal 5 Januari 2022 Joshua balik ke Jakarta. "Ia membeli banyak sekali oleh-oleh khas Jambi untuk bapak dan ibu," ujar Samuel yang kini berumur 57 tahun. Yang dimaksud bapak dan ibu adalah Irjen Pol Ferdy Mambo dan istri. "Ongkos bagasinya saja Rp 2 juta," ujar Samuel. Sebagai petani sawit kecil-kecilan, Samuel kaget dengan angka itu. Ia pun menyarankan apakah tidak dikirim lewat paket saja. Lebih murah. Yang terpenting saja yang dibawa sendiri. Dan yang terpenting itu adalah pempek ''Selamat'' yang memang terkenal di Jambi

Membayangkan menjadi ajudan jenderal memang membahagiakan Joshua. Waktu itu, ia sedang bertugas di Brimob Jambi –dipindah dari Merangin. Ia melihat ada seleksi untuk menjadi ajudan. Ia pun melamar. Mengikuti tes. Lulus. Bahkan langsung bertugas. "Ia tidak sempat pulang lagi ke Jambi. Ia minta adiknya mengepak barang-barangnya untuk dikirim ke Jakarta," ujar Samuel.

Maka Joshua pun menjadi ajudan Ferdy Sambo. Sejak Sambo masih berpangkat Kombes (kolonel). Lalu naik menjadi bintang satu. Dan terakhir jenderal bintang dua.

Sambo, kelahiran Barru, Sulsel, 49 tahun lalu, memang punya karir cemerlang. Tugasnya selalu di Jakarta. Hanya sebentar di Bogor, dekat Jakarta. Juga sebentar di Brebes, tidak jauh dari Jakarta.

Joshua sering mengirim uang untuk sang Ibu. Padahal sudah diingatkan agar lebih dulu mencukupi kebutuhannya sendiri. "Semua sudah ada jatahnya," jawab Joshua seperti dituturkan Sang Ibu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait