BPBD dan Lintas Sektor Demak Finalisasi Penyusunan Dokumen Kontijensi Ancaman Kekeringan
Penyusunan dokumen konjitensi ancaman kekeringan kabupaten Demak-Nungki Diswayjateng-
DEMAK, diswayjateng - Ancaman kekeringan di Kabupaten Demak merupakan hal yang nyata dan memiliki multi dampak di tengah kehidupan masyarakat Demak. Di mana tidak hanya terkait ancaman kekurangan air untuk pertanian saja namun juga meluas di ragam kehidupan masyarakat Demak.
Untuk itu sebagai upaya agar pada saat bencana kekeringan Demak tersebut melanda, Pemerintah Kabupaten Demak mencoba untuk memiliki panduan strategis dalam mengantisipasi dan menangani ancaman kekeringan dengan menyusun dokumen Rencana Kotijensi Kekeringan Kabupaten Demak tahun 2024.
Penyusunan tersebut dilakukan dalam tiga periode dengan melibatkan berabagai organisasi pemerintah daerah, camat, unsur usaha dan juga perwakilan jurnalisme. Di mana sebagai basis data digunakan terjadinya kekeringan di tahun 2022 - 2023 yang panjang melanda di Kabupaten Demak.
Penyusunan dokumen tersebut menurut Adi Widardo dari BPBD Provinsi Jawa Tengah bertujuan untuk menciptakan skenarioa penanaganan kekeringan yang adaptif, yang mana sudah melalui fokus pembahasan dalam Fokus Grub Dikusi (FGD).
BACA JUGA:Kekeringan, Ribuan Warga Belik Pemalang Kesulitan Air Bersih
BACA JUGA:4 Desa di Kabupaten Tegal Kekeringan, PNM Peduli Sigap Salurkan Bantuan Air Bersih
"Dokumen ini telah melalui diskusi kelompok terfokus (FGD) dan akan dilakukan penyempurnaan teknis sebelum diajukan ke BNPB. Penyesuaian diperlukan agar skenario lebih mencerminkan potensi ancaman yang sebenarnya,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa dokumen kontijensi kekeringan ini bukan milik BPBD Demak namun milik Pemkab Demak, yang mana pada saat terjadi sinyal kekeringan langsung dapat bergerak cepat sesuai dengan kebutuhan.
"Ancaman kekeringan sangat berbeda dengan bencana banjir," ucapnya pada diswayjateng.id Jumat, 29 November 2023 sore.
“Durasi kekeringan sulit diprediksi dan dapat berlangsung sepanjang musim kemarau. Oleh karena itu, penanganannya membutuhkan rencana yang lebih komprehensif,” lanjutnya.
BACA JUGA:Pemkab Sragen Terus Berupaya Sediakan Air Bersih untuk Daerah Kekeringan
BACA JUGA:Dampak Kekeringan. 2 Desa di Jenar Sragen Masih Butuh Air Bersih
Sementara itu, Subantarja selaku koordinator pembuatan dokumen Kontijensi Kekeringan dari CV Ediyasa, Semarang menyampaikan bahwa dokumen tersebut dirancanga dengan melibatkan pihak - pihak terkait, dengan pendekatan pentahelik.
"Kami melibatkan unsur pemerintah, ada pula akademisi, lalu unsur usaha, komunitas, rewalan, dan juga media," ucapnya,
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: