Dr Yusqon Tutup Usia, Kota Tegal Kehilangan Sang Pelita Literasi
DIMAKAMKAN - Masrakat Kota Tegal mengantarkan jenazah almarhum Dr Yusqon ke peristirahatan terakhir di TPU Cleteret.--RADAR TEGAL
DISWAY, jateng.id - Minggu dini hari yang sunyi di Kota Tegal dikejutkan kabar duka yang merobek keheningan. Dunia literasi Kota Bahari kehilangan salah satu bintangnya yang paling terang: Dr Yusqon MPd. Guru inspiratif dan pendiri rumah ilmu bagi kaum marginal dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sakila Kerti itu menghembuskan napas terakhir di kediamannya yang sederhana di Jalan Kaligung, Gang 3, RT 04 RW 04, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal.
Jarum jam baru saja menunjukkan pukul 07.00 WIB pagi itu, namun kabar duka kepergian Yusqon begitu cepat meluas, menyebar bagai riak air di danau tenang melalui pesan-pesan singkat yang membanjiri layar ponsel.
Sismiyati, sang istri belahan jiwa, dengan suara lirih namun penuh ketegaran, membenarkan kabar pilu itu. "Bapak meninggal dunia pukul dua dini hari tadi malam," ucapnya singkat, menyiratkan duka yang mendalam namun berusaha tegar menerima takdir.
Masyarakat Kota Tegal pun mengantarkan kepergiannya ke peristirahatan terakhir di Taman Pemakaman Umum (TPU) Cleret, Randugunting setelah Salat Asar di hari yang sama. Di usia 60 tahun, Yusqon meninggalkan seorang istri dan dua orang buah hati, mewariskan bukan hanya kesedihan, tetapi juga jejak pengabdian yang tak akan pernah pudar.
Yusqon bukanlah sekadar seorang guru. Ia adalah arsitek mimpi bagi anak-anak yang terpinggirkan, seorang pejuang literasi yang menyalakan lentera harapan di tengah kerasnya Terminal Kota Tegal. Di sanalah, di tengah bisingnya bus dan lalu-lalang penumpang, ia mendirikan TBM Sakila Kerti.
Bukan bangunan megah dengan arsitektur menawan, melainkan sebuah tempat sederhana, tempat di mana buku menjadi jendela dunia dan aksara menjadi jembatan menuju masa depan yang lebih cerah.
TBM Sakila Kerti lahir dari kepedulian Yusqon yang mendalam terhadap nasib anak-anak terminal. Ia melihat potensi yang terpendam di balik keterbatasan ekonomi, semangat belajar yang membara di mata polos yang seringkali luput dari perhatian.
Dengan tangan terbuka dan hati yang tulus, ia menciptakan ruang belajar yang hangat dan inklusif. Di sana, anak-anak tidak hanya bisa membaca buku secara gratis, tetapi juga mendapatkan pendampingan belajar, mengikuti berbagai kegiatan kreatif, hingga berdiskusi tentang mimpi dan cita-cita.
Dedikasi Yusqon tak berhenti pada mendirikan TBM. Ia adalah seorang kolaborator ulung, mampu merangkul berbagai elemen masyarakat untuk mewujudkan visinya. Komunitas-komunitas lokal, para akademisi dari berbagai perguruan tinggi, hingga pihak pemerintah daerah, semua tergerak oleh semangat dan ketulusan Yusqon. Mereka bahu-membahu memberikan dukungan, baik berupa buku, fasilitas belajar, maupun tenaga pengajar sukarela.
Berkat kegigihan dan inovasinya, TBM Sakila Kerti menjelma menjadi model inspiratif bagi gerakan literasi di Indonesia. Berbagai penghargaan bergengsi, baik di tingkat regional maupun nasional, silih berganti menghiasi lemari sederhana di TBM.
Namun bagi Yusqon, penghargaan tertinggi adalah senyum cerah anak-anak yang kini memiliki akses ke dunia pengetahuan, anak-anak yang dulunya mungkin hanya akrab dengan debu terminal kini mulai merangkai mimpi melalui aksara.
Jejaring Yusqon di kalangan pegiat literasi dan tokoh masyarakat juga sangat luas. Ia adalah sosok yang rendah hati namun memiliki pengaruh yang besar. Ide-idenya selalu segar dan inovatif, visinya jauh melampaui batas-batas geografis Kota Tegal.
Semasa hidupnya, ia tak pernah lelah mengembangkan TBM Sakila Kerti. Berbagai program dirancang khusus untuk anak usia dini, menyadari pentingnya menanamkan kecintaan pada buku sejak usia belia. Ia juga terus berupaya meningkatkan layanan literasi agar semakin inklusif, menjangkau semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali.
Kepergian Dr Yusqon tentu saja menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga, para kolega, murid-muridnya, dan seluruh masyarakat Kota Tegal, terutama bagi anak-anak Sakila Kerti.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: