Waduk Cacaban Kabupaten Tegal Berpotensi Jadi Kawasan Wisata Terpadu
SEDEKAH - Wakil Bupati Tegal Ahmad Kholid menirukan tarian pacu jalur saat Sedekah Waduk Cacaban di Desa Karanganyar, Kecamatan Kedungbanteng.Foto: Yeri Noveli/diswayjateng.id--
SLAWI, diswayjateng.id - Wakil Bupati Tegal Ahmad Kholid menegaskan bahwa Waduk Cacaban memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata terpadu. Hal itu disampaikannya saat menghadiri ritual budaya Sedekah Waduk Cacaban yang digelar di Desa Karanganyar, Kecamatan Kedungbanteng.
“Waduk Cacaban memiliki potensi besar untuk menjadi kawasan wisata terpadu yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tapi juga pengalaman budaya yang autentik,” ujar Ahmad Kholid.
Menurutnya, pelestarian budaya seperti ritual Sedekah Waduk Cacaban sejalan dengan visi pembangunan Kabupaten Tegal, yakni Tegal Maju dan Tangguh. Kegiatan ini tidak hanya mempertahankan warisan budaya leluhur, tetapi juga dapat menjadi daya tarik wisata yang memiliki dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar.
“Potensi wisata Waduk Cacaban akan terus kita kembangkan melalui berbagai inovasi layanan, pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat, serta pelibatan aktif UMKM dan kelompok sadar wisata,” tegasnya.
BACA JUGA:Sedekah Waduk Cacaban Kabupaten Tegal Berlangsung Khidmat
BACA JUGA:Banjir di Pantura, DPRD Desak Normalisasi Waduk Cacaban Kabupaten Tegal
Ahmad Kholid juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga dan melestarikan Waduk Cacaban, baik dari sisi ekologi maupun nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tirta Wijaya Kusuma, Ahmad Ahsinudin, berharap agar pengembangan Waduk Cacaban tidak hanya terfokus pada sektor alam semata.
“Cacaban ini tidak hanya indah secara alam, tapi juga kaya akan nilai budaya. Kami tetap melestarikan apa yang sudah pernah dilaksanakan oleh para leluhur. Semoga Cacaban lebih aman, tentram, dan sejahtera, tidak hanya bagi masyarakat sekitar tapi juga seluruh Kabupaten Tegal,” ujarnya.
Ritual Sedekah Waduk Cacaban sendiri merupakan tradisi turun-temurun sebagai bentuk rasa syukur masyarakat terhadap sumber daya air yang selama ini memberikan manfaat, khususnya bagi sektor pertanian dan kehidupan sehari-hari. Kegiatan tersebut diisi dengan doa bersama, sajian seni tradisional, serta prosesi larungan sesaji ke tengah waduk.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: