Desa Cantik Bukan Gimmick, Data Jadi Senjata Baru Kelurahan Panjang Wetan Kota Pekalongan
BPS Kota Pekalongan memberi pelatihan di Kelurahan Panjang Wetan, Rabu 28 Mei 2025--IST
“Data profil kelurahan itu wajib, tapi adanya data IKM ini justru menarik, karena bisa jadi dasar program pemberdayaan ekonomi ke depan,” tambahnya.
Lurah Panjang Wetan, Kartoyo, tak bisa menyembunyikan antusiasmenya terhadap pelaksanaan program Desa Cantik ini.
Menurutnya, kelurahan selama ini sering kesulitan karena data yang dimiliki tidak lengkap dan tidak mutakhir.
“Selama ini kita kerja berdasarkan perasaan dan pengalaman. Sekarang, kita bisa pakai angka yang bicara,” ungkap Kartoyo.
Ia menilai program ini bisa menjadi batu loncatan untuk mengelola kelurahan secara lebih cerdas, modern, dan berbasis teknologi.
Lebih mengejutkan lagi, Kartoyo menyebut bahwa para agen statistik yang dilatih—yang merupakan warga dan staf kelurahan—ternyata memiliki kemampuan IT yang mumpuni.
“Kita kaget juga. Banyak yang sudah paham cara input data digital, bahkan bisa olah data sederhana. Ini modal bagus,” jelasnya.
Dengan program ini, warga diajak untuk bukan hanya menjadi objek pembangunan, tapi juga produsen informasi yang menentukan arah pembangunan itu sendiri.
Dari profil rumah tangga, status pekerjaan, hingga jumlah pelaku UMKM per RT, semuanya dikumpulkan secara sistematis dan rapi.
Kartoyo berharap kelak data yang dihimpun juga dapat menggali potensi terpendam dari warganya yang mungkin selama ini luput dari perhatian.
“Mungkin ada perajin, pelukis, atau inovator muda yang belum pernah masuk data. Kalau sekarang masuk, kita bisa bantu mereka berkembang,” ujarnya penuh semangat.
Program Desa Cantik ini menjadi bukti bahwa data bukan lagi milik elite pemerintahan atau statistikawan, tapi bisa jadi alat perjuangan masyarakat bawah.
Dan Panjang Wetan, dengan segala potensinya, sedang menuju ke arah sana—menjadi desa cerdas yang tak cuma cantik di nama, tapi juga dalam tindakan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: