Kurikulum Unggulan TBIG: Jembatan SMK dan Dunia Kerja dengan Fasilitas Vokasi Gratis
Kegiatan CSR Pendidikan TBIG di rumah belajar TBIG, Karawaci, Tangerang--IST
Tak hanya teori, siswa juga ditantang untuk praktik langsung melalui program magang di perusahaan mitra TBIG.
“Magang jadi ujung tombak kami. Mereka tak sekadar lulus, tapi juga siap kerja,” tambah Lie Si An.
Fakta di lapangan membuktikan hal itu.
Dari 83 siswa yang lulus tahun lalu, 45 di antaranya langsung diterima kerja oleh mitra TBIG yang tersebar di 9 provinsi.
Tahun ini, fokus Kurikulum Unggulan TBIG terbagi dalam dua program besar: Kunjungan Industri dan School Visit.
Untuk wilayah Jabodetabek, kunjungan industri ke Rumah Belajar TBIG di Karawaci jadi pengalaman yang membekas bagi siswa-siswi SMK Telkom Lampung dan SMK NU Ma’arif Ciamis.
Mereka tak hanya belajar teori kabel optik, tapi juga melihat langsung NOC Room, perangkat telekomunikasi, hingga sistem kerja infrastruktur jaringan.
Sementara itu, kegiatan School Visit menyasar berbagai wilayah Indonesia dengan pelatihan langsung di sekolah oleh tim regional TBIG.
Materi pelatihan tak main-main: Fiber to The Home (FTTH) dan administrasi perkantoran menjadi fokus, sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.
“Ini soal masa depan. Kami mau SMK jadi ladang SDM unggul, bukan sekadar sekolah pinggiran,” tegas Fahmi Sutan Alatas, Head of CSR Department TBIG.
Program ini tak muluk-muluk mengejar jumlah, tapi kualitas.
“Jumlah sekolah mungkin belum banyak, tapi output-nya terukur,” lanjutnya.
Dimulai dari hanya tiga SMK pada 2017, kini sudah 31 sekolah ikut ambil bagian dalam ekosistem pelatihan TBIG.
Ini sinyal positif bahwa pendekatan CSR yang inklusif, sistematis, dan berbasis kebutuhan nyata bisa menjadi model untuk korporasi lain.
TBIG tak menunggu perubahan kurikulum nasional yang lambat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: