PEMALANG, diswayjateng.id - Kopi khas lereng Gunung Slamet, saat ini sedang mengalami penurunan harga. Menurut petani, menurunnya harga kopi diperkirakan karena hasil panen melimpah dan stok tahun lalu masih cukup banyak di petani.
Hasan, Ketua kelompok tani kopi di Desa Pulosari, Kecamatan Pulosari mengatakan, hasil panen kopi robusta meningkat dibandingkan tahun lalu, sehingga sampai saat ini masih cukup banyak. Padahal, proses pengolahan kopi dilakukan hampir setiap hari, namun karena stok melimpah jadi tidak pernah kekurangan.
"Hasil panen tahun kemarin 2,5 ton, sebelumnya hanya 2 ton saja, jadi memang ada kenaikan hasil panen," katanya.
Hasan menjelaskan, untuk harga kopi robusta agak turun, walaupun penurunan harga tidak terlalu banyak. Saat ini produksi kopi hampir setiap hari dilakukan, karena permintaan akan kopi makin banyak, baik Robusta maupun arabika. Rasa khas kopi pegunungan memiliki peminat yang terus bertambah, sehingga permintaan juga meningkat.
"Harga kopi robusta berkisar antara Rp48.000 sampai Rp50.000 per kilogram, agak turun dibandingkan sebelumnya," jelas Hasan.
Kelompok tani kopi sendiri sudah rutin kirim produk kopi ke pelanggan, yang rata rata adalah kafe atau kedai kopi di berbagai daerah.
Irham, salah satu penikmat kopi langganan khas Pulosari mengatakan, rasa kopi di lereng Gunung Slamet ini sangat khas. Walaupun banyak produk dari beberapa desa, akan tetapi mempunyai cita rasa masing masing, yang semuanya alami tanpa ada campuran apapun di produk kopinya.
"Kopi bagi saya minuman yang harus ada setiap hari, jadi selalu beli banyak buat stok," ujar Irham.