
BREBES, diswayjateng.id - Puluhan pemilik kios yang berlokasi di dalam di Pasar Induk Brebes memilih untuk menutup lapaknya. Hal itu lantaran kondisi yang sepi dari pembli dan bangunan yang kurang terawat.
Salah seorang pemilik kios di Pasar Induk Brebes Nur Salamah kepada wartawan mengatakan, saat ini kondisi bangunan atap Pasar Induk yang berada di dalam sering bocor jika hujan turun.
"(Kondisi Pasar) rusak semua. Aliran air banjir semua, banjir sampai pojok-pojok dan banjirnya hampir selutut," katanya.
Dia mengaku, saat ini semua pemilik pasar rajin membayar retribusi ke pemerintah daerah. Namun, dengan kondisi tersebut dia berharap pemerintah bisa segera memperbaiki kondisi pasar tersebut.
BACA JUGA:Gempar! Pedagang Pasar Induk Brebes Mendadak Meninggal
BACA JUGA:Revitalisasi Pasar Induk Brebes Butuh Rp150 Miliar
"Keinginan ibu, ya semoga diperbaiki semua. Selain itu, saya harap pembelinya banyak jadi tidak sepi," jelasnya.
Dia mengaku, awal mula dia berdagang di Pasar Induk awalnya ngontrak. Namun, dengan seiringnya waktu dirinya membeli kios. Dia mengaku untuk membeli kios di Pasar Induk Brebes mencapai Rp15-20 juta.
"Keberadaan pedagang di luar pasar ya sangat mengganggu. Walaupun mereka juga bayar retribusi tapi mereka membuat pedagang di dalam sepi. Kami juga bayar retribusi," jelasnya
Sekedar informasi, saat ini kondisi kios di Pasar Induk banyak yang sepi pembeli. Kebanyakan pembali lebih memilih lapak yang berada di luar bangunan pasar. "Ya semoga ramai lagi (pembelinya)," terangnya.
BACA JUGA:Mepet Emak-emak, Copet Pasar Induk Brebes Babak Belur Dihajar Warga
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Dinkopundag) Kabupaten Brebes Sumarno mengatakan, terkait banyaknya kios di dalam pasar yang mengeluhkan lantaran sepi pembeli dirinya mengaku dilema.
"Ya kita dilema. Pengkuan pedagang di luar pasar kalau di pindah ke dalam tidak mau bayar retribusi. Sedangkan sampai saat ini mereka tetap harus membayar retribusi," jelasnya.