
SALATIGA, diswayjateng.id - Setelah gelombang demontrasi terkait kebijakannya, Rektor UKSW Prof Intiyas Utami memberikan tanggapannya, Senin 5 Mei 2025.
Informasi diperoleh, Prof Intiyas sedang berada di Luar Negeri. Namun, mengeluarkan sejumlah poin penting sebagai klarifikasi sekaligus pernyataan sikapnya sebagai Rektor UKSW.
Salah satunya, Rektor Intiyas meminta penyampaian aspirasi mahasiswa dilakukan dengan data yang valid dan positif.
"Sehingga tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang kurang relevan," kata Prof Intiyas.
BACA JUGA: DPRD Kota Semarang Tetapkan 4 Perda Baru, Bahas Bank Daerah hingga Penanganan TBC
BACA JUGA: 42 Peserta Ikut Penilaian Lomba Krenova Brebes 2025, Pemenang Difasilitasi Peroleh HAKI
Terkait aspirasi Mahasiswa FH UKSW perihal pergantian Dekan FH UKSW, ia
menanggapi evaluasi kinerja semua pejabat struktural dilakukan dalam upaya meningkatkan kinerja semua bidang baik kinerja akademik maupun komitmen kerja Satu Hati (sinergis, patuh, harmonis, teladan, integritas).
Pada dasarnya, ia mengapresiasi kinerja Profesor Umbu Rauta yang sudah memimpin FH sejak dilantik tanggal 1 Desember 2022 dan selanjutnya tongkat estafet kepemimpinan dilanjutkan Profesor Maya dan tim untuk periode 1 Mei 2025 sd 30 November 2025.
Intiyas juga menanggapi aspirasi Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi dan Fakultas Teologi UKSW yang menginginkan adanya penambahan fasilitas sekalipun sudah dilakukan penambahan komputer juga perbaikan infrastrukur kelas tematik.
BACA JUGA:bCegah Transfusi Darah Seumur Hidup, Pemkab Batang Bakal Skrining Talasemia Gratis untuk Siswa Baru
BACA JUGA:bPajak Motor Naik, 66 Persen jadi PAD Pemkab Batang , Targetkan PAD Rp88 miliar
"Perbaikan jalan menuju FTI yang disuarakan mahasiswa juga bagian dari aksi pimpinan UKSW yang ingin tetap menjaga lingkungan agar tetap asri dan tidak ada kondisi jalan yang merugikan mahasiswa," ungkapnya.
Gedung FTI berlokasi di bukit area Blotongan yang indah dengan pemandangan Rawa Pening dengan nama area Kampus O Notohamidjojo yang merupakan Rektor Pertama UKSW.
Adapun aspirasi yang berkembang di Fakultas Teologi, Rektor Intiyas menandaskan bahwa UKSW tidak pernah memberhentikan Pendeta Rama Tulus.
"Justru Pendeta Rama Tulus yang menulis surat pengunduran diri ke pimpinan universitas dan diproses lebih lanjut oleh pimpinan universitas dan Yayasan," ungkapnya.
Rektor Intiyas menyampaikan bahwa sebagai pimpinan tidak boleh mengambil tindakan yang merugikan mahasiswa.
BACA JUGA: Sedekah Bumi Dempet, Melestarikan Tradisi dan Ungkapan Rasa Syukur Panen Melimpah
BACA JUGA: UKSW Diterpa Gelombang Demo Besar-besaran, Ini Tuntutan Mahasiswa dah Dosennya FTI, FH dan Fakultas Teologi
"Aspirasi dan kepedulian mahasiswa perlu diberikan ruang di tengah era dirupsi, yang mulai membuat individu sulit berinteraksi sosial," ujarnya.
Selanjutnya, Rektor Intiyas menghimbau semua dosen, tendik tetap beraktivitas dengan memberikan layanan sesuai ketentuan yang berlaku. Juga kepada mahasiswa dihimbau kembali ke kelas untuk melanjutkan kuliah setelah menyampaikan aspirasi.
Intiyas juga menyinggung para alumni yang sudah berkiprah dengan luar biasa di bidang masing-masing. Rektor Intiyas mengajak untuk berkontribusi dalam berbagai program positif untuk peningkatan karir, pembinaan wirausaha maupun mengisi tracer study alumni dan memberitakan kabar baik dari UKSW.
BACA JUGA: Teken MoU dengan Untidar Magelang, UPS Tegal Incar Peningkatan Peringkat Internasional
BACA JUGA: Bupati Pemalang Serahkan SK CPNS di Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Sebelumnya, gelombang demontrasi digelar Mahasiswa dan dosen dari tiga Fakultas di UKSW yakni FH, FTI dan Fakultas Teologi yang menuntut peningkatan fasilitas perkuliahan dan menolak pergantian dekan FH.
Ribuan Mahasiswa dan dosen Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga turun ke jalanan protokol di Salatiga, Senin 5 Mei 2025.
Membentangkan spanduk beragam tuntutan, para pedemo menuntut adanya transparasi Rektor UKSW Prof Intiyas Utami untuk sejumlah point diantaranya terkait anggaran dikelalo Rektorat.
Ribuan mahasiswa dan dosen ini menyampaikan tuntutannya di dua titik berbeda.
Dari Fakultas Teknologi Informasi (FTI) menggelar unjuk rasa dj Jalan Kartini, Salatiga. Sementara, Fakultas Hukum (FH) dan Teologi menggelar aksi di Jalan Diponegoro, Salatiga.
Tiga fakultas besar ini menuntut hak yang sama yakni peningkatan fasilitas perkuliahan, transparansi dari Rektorat dan penolakan pergantian Dekan FH UKSW.
Kelompok pedemo mengenakan kaus berwarna biru sebagai identitas FTI UKSW. Sedangkan, para pedemo dari FH dan Fakultas Teknologi mengenakan atasan putih.
Gelombang unjuk rasa ini sebenarnya telah terjadi sajak pekan lalu tepatnya saat peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2025. Namun, awal pekan ini menjadi puncak dengan masa yang lebih besar.
Dari pantauan, unjuk rasa berlangsung di dua titik yakni kawasan Jalan Kartini terdiri dari pedemo kelompok FTI yang menuntut peningkatan fasilitas perkuliahan.
Sementara, kelompok ke-dua dari massa mahasiswa dan Dosen Fakultas Hukum dan Fakultas Teologi.
Sambil membawa spanduk dan mobil yang dilengkapi sound system, massa melakukan orasi sambil berjalan kaki menuju kampus di Jalan Kartini dari kampus di Jalan Diponegoro.