Jamur Tiram Jadi Primadona Kudapan Lebaran, Permintaan Meningkat Drastis

Kamis 13-03-2025,15:05 WIB
Reporter : Bakti Buwono
Editor : Wawan Setiawan

“Di awal budidaya, kami hanya punya sekitar 2.000 baglog dengan modal sekitar Rp500.000. Sekarang, alhamdulillah, kami sudah memiliki sekitar 20.000 baglog,” ujar Furqon.

BACA JUGA: Polemik MinyaKita, Warga Batang Pindah ke Minyak Curah dan Premium untuk Masak

BACA JUGA: Berkunjung ke Batang, DPRD Pekalongan Dorong Warganya Bekerja di KITB

Furqon menjelaskan bahwa proses panen jamur tiram membutuhkan waktu sekitar 6-7 bulan sejak pembibitan.

Namun, dengan pengaturan yang baik, panen dapat dilakukan setiap hari. 

“Dulu, panennya tidak menentu. Sekarang, kami sudah mengatur pembibitan secara bertahap agar setiap hari bisa panen dengan jumlah yang signifikan. Ini membuat stok yang dijual ke pasar atau tengkulak lebih fresh dan tidak ada yang terbuang,” ujarnya.

Meskipun permintaan meningkat, Furqon mengakui bahwa tantangan terbesar adalah memenuhi kebutuhan pasar yang terus bertambah. 

“Kami berusaha meningkatkan produksi, tetapi tetap menjaga kualitas jamur tiram yang kami hasilkan,” katanya.

Furqon berharap, dengan dukungan dari pemerintah dan masyarakat, budidaya jamur tiram di Batang dapat terus berkembang. 

“Kami ingin membuktikan bahwa usaha budidaya jamur tiram tidak hanya menguntungkan, tetapi juga bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat,” pungkasnya.

Kategori :