SEMARANG, diswayjateng.id - Animo masyarakat akan Kirab Budaya Dugderan di Kota Semarang setiap tahun mengalami peningkatan. Tak heran, jika banyak warga diluar Kota Semarang yang sengaja datang hanya untuk melihat tradisi menyambut bulan Ramadan ini.
Salah satunya, Sri Hastuti warga Wonogiri yang rela datang ke Kota Semarang hanya untuk melihat prosesi Kirab Budaya Dugderan dari Balai Kota Semarang hingga Masjid Agung Semarang, Kauman, Kelurahan Bangunharjo, Semarang Tengah.
Ia bersama ketiga cucunya sengaja datang ke Balai Kota Semarang untuk melihat langsung prosesi dan upacara pembukaan Kirab Budaya Dugderan.
Wanita yang akrab disapa Tuti ini, mengaku sudah sepuluh tahun lebih tidak melihat Kirab Dugderan. Padahal sebelumnya, sewaktu masih muda tidak pernah absen, karena masih tinggal di Semarang.
Gununga kue ganjel rel dibawa untuk dibagikan warga saat prosesi Kirab Dugderan di Alun-alun Semarang, Jumat, 28 Februari 2925.--Wahyu Sulistiyawan
BACA JUGA:Agustina Ajak Masyarakat Hadir dan Saksikan Tradisi Kirab Dugderan
BACA JUGA:Kirab Dugderan Semarang, Agustin Kali Pertama akan Menjadi Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purbodiningrum
"Sewaktu masih muda justru tidak pernah absen sama sekali, tapi semenjak pindah ke Wonogiri sudah tidak pernah melihat kirab dugderan, paling hanya sebatas ke pasar dugder," katanya kepada wartawan diswayjateng.id usai pembagian kue ganjel rel di Alun-alun Semarang, Jumat, 28 Februari 2025.
Tuti menceritakan, keinginannya untuk melihat semua prosesi dari awal hingga ke Masjid Agung Semarang sangat kuat. Usai acara prosesi di Balai Kota Semarang, ia dan ketiga cucunya bergegas menuju Alun-alun Semarang.
"Setelah dari Balai Kota Semarang langsung ke Alun-alun Semarang untuk melihat prosesi pukul beduk yang lansung keluar suara meriam, sembari mengingat waktu muda dulu," ungkap wanita berusia 78 tahun ini.
Wali Kota Semarang, Agustina dan Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin sesampainya di Masjid Agung Semarang langsung disambut oleh takmir masjid, dan menuju Alun-alun Semarang untuk membacakan Suhuf Halaqah.
Usai membacakan Suhuf Halaqah, Agustina melakukan pemukulan beduk yang diikuti suara meriam dari Masjid Agung Semarang, sebagai penanda masuknya bulan suci Ramadan.
Pada kesempatan tersebut, Agustina yang dinobatkan sebagai Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Purbodiningrum berkesempatan membagikan kue ganjel rel kepada warga yang berada di lokasi tersebut. Disusul gunungan yang berisi kue Ganjel Rel berbentuk masjid yang akan direbutkan oleh warga.
"Antusias masyarakat luar biasa, prosesinya bagus, mudah-mudahan semakin kedepan promosinya jauh lebih lama, sehingga wisata asingnya akan semakin banyak," ujar Wali Kota Semarang, Agustina.
Ia menambahkan, ini termasuk simbol dari keberagaman, dan pastinya akan menjadi daya tarik wisata.