PEKALONGAN, diswayjateng.id - Proses evakuasi korban longsor dan banjir bandang di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan sempat terkendala akses menuju lokasi bencana.
Data terakhir jumlah korban longsor dan banjir bandang yang meninggal mencapai 17 jiwa, 9 orang hilang, dan 13 luka-luka.
Dandim 0710/Pekalongan Letkol Inf. Rizky Aditya menjelaskan bahwa pembersihan akses jalan menuju lokasi longsor dan banjir bandang menjadi langkah awal.
“Ada tiga titik longsoran kecil di jalan. Tim pertama fokus membuka akses ini agar memudahkan pergerakan,” ungkapnya, Rabu pagi 22 Januari 2025.
BACA JUGA: Longsor dan Banjir Bandang di Petungkriyono Pekalongan, Korban Bertambah Jadi 17 Jiwa
BACA JUGA: Banjir dan Longsor Landa Jawa Tengah, Pj Gubernur Minta Warga Tetap Waspada
Selain itu, tiga tim lainnya diarahkan ke lokasi pencarian utama. “Tim kedua dan ketiga fokus di rumah Pak Carik dan Kafe Allo. Tim keempat menyusuri aliran sungai yang mengarah ke Sungai Welo, mengantisipasi kemungkinan korban hanyut,” tambahnya.
Hingga kini, masih ada 9 orang yang hilang, termasuk keluarga Pak Carik.
“Kami berharap jumlah korban tidak bertambah dan semua yang hilang bisa ditemukan,” ungkap Rizky penuh harap.
Longsor dan banjir bandang menghantam tiga bangunan utama: rumah Pak Carik, rumah pendeta, dan Kafe Allo.
BACA JUGA: Banjir Terjang Batang, Sekolah dan Rumah Warga Terendam
BACA JUGA: Banjir Landa Patebon Kendal, Ratusan Warga Dievakuasi
Rumah Pak Carik menjadi tempat berteduh bagi warga yang terjebak hujan saat perjalanan ke Petungkriyono.
“Mereka merasa lokasi ini aman karena jauh dari tebing, tetapi longsor datang tanpa diduga,” jelas Rizky.
Di Kafe Allo, beberapa keluarga dan relawan sedang berkumpul ketika bencana terjadi. Sementara itu, rumah pendeta juga terkena longsor, meski tidak ada orang di dalamnya.