SRAGEN, diswayjateng.id – Setelah melihat kondisi dan menyesuaikan kondisi anggaran, Akhirnya Pemerintah Kabupaten Sragen mempersiapkan pembangunan jembatan Winong - Mondokan yang terjang banjir beberapa waktu lalu. Pembangunan jembatan akan menggunakan Biaya Tidak Terduga.
Kepada wartawan, Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen dr. Hargiyanto menyampaikan dirinya bersama tim sudah ke Lokasi sebagai Langkah tindak lanjut. Di Lokasi tersebut terdapat sejumlah kerusakan yang mendesak. Yakni bedung Winong dan jembatan Winong-mondokan
”Setelah kita melihat masalah, keadannya, dan sudah kita diskusikan,” ujarnya Selasa (24/12).
Dikatakan Hargiyanto, setelah melakukan kajian, Pemerintah merencanakan jembatan dibangun pada tahun 2025. Mengingat saat ini sudah akhir tahun 2024. Pihaknya nanti akan mengambil dana Belanja Tidak Terduga (BTT). Karena ada jembatan dan bedung, maka prihaknya memprioritaskan menggunkan untuk membuat jembatan dahulu.
BACA JUGA: Jembatan Winong Terputus, Aktifitas Pendidikan dan Ekonomi Lumpuh
BACA JUGA: Dibangun 1935, Bendung Winong Jadi Tumpuan Irigasi Pertanian Seluas 900 Hektar
”Karena disitu jembatan sama bendungan, kalau dikerjakan dua duanya anggarannya belum cukup. akhirnya kita mengambil salah satu yang paling prioritas. Yang paling prioritas jembatan,” selorohnya.
Hargiyanto menambahkan anggaran yang dibutuhkan untuk membangun jembatan baru yakni sekitar Rp 6 miliar. Maka untuk jembatan baru itu akan diperlebar. Pihaknya menjelaskan untuk pelaksanaan lelang proyek yang dilakukan. Namun mengesampingkan tidak meninggalkan fungsi irigasi berkaitan dengan kondisi bedung Winong.
“Untuk irigasi kita juga menganggarkan, bukan membuat pengendapannya, tapi bagaimana memindahkan udara dari sungai ke irigasi. Nanti kemungkinan kita memakai pompa sibel,” kata dia.
Keputusan Pemerintah daerah yakni jembatan dikerjakan, namun fungsi pengairan yang mengairi 900 hektar tetap berjalan. Saat ini kondisi pengairan belum menjadi masalah untuk irigasinya, karena masih musim hujan.
”Kita selesaikan untuk mengatasi saluran irigasi dengan pengadaan cara sibel, sekitar 4 sibel yang besar-besar. Nanti kita naikkan, kita dorong untuk mencukupi kebutuhan masyarakat di 3 desa, glonggong, desa gondang, dan desa tunggul,” terang Hargiyanto.