Bayi di Desa Lebo Batang Idap Kelamin Ganda dan Sindrom Edward

Kamis 19-12-2024,14:31 WIB
Reporter : Bakti Buwono
Editor : Wawan Setiawan

BATANG, diswayjateng.id - Seorang bayi berkelamin ganda serta berpenyakit langka yaitu sindron Edward mendapat perhatian dari 

Pj Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, di Desa Lebo, Kecamatan Warungasem.

Bayi itu baru berusia tiga minggu. Selain jenis kelamin ganda dan sindrom Edward, bayi itu memiliki tingkat kelainan fisik mencapai 95 persen.

Sindrom Edward adalah kelainan genetik yang menyebabkan kelebihan kromosom 18 pada bayi, sehingga disebut juga sebagai trisomi 18.

BACA JUGA:  Perlu Anda Tahu di Indonesia ada Beberapa Penyakit Langka, Apa Saja Penyebabnya? Ini Dia

BACA JUGA:  Jadi Momok Penyakit Menakutkan, RSUD Kudus Hadirkan Notifikasi Cegah Penularan TBC

Kelainan ini mengakibatkan cacat pada banyak organ tubuh bayi, seperti otak, jantung, ginjal, saluran pencernaan, dan anggota badan. Sindrom Edward merupakan kelainan kromosom yang jarang terjadi dengan rasio 1 dibanding 5.000 kelahiran.

"Kita ingin melihat langsung kondisi bayi tersebut bagaimana. Kita sudah melihat semuanya. Saya mengajak Kadinkes, kepala Puskesmas, Kepala Diskominfo, dan dari Kesra untuk memastikan bantuan nyata," ujar Lani saat mengunjungi rumah Burhanudin, ayah bayi tersebut.  

Dari hasil pemeriksaan dokter anak, bayi ini memerlukan pemantauan ketat selama 40 hari sebelum menjalani pemeriksaan medis lanjutan di RSUP Kariadi, Semarang.  

Pemerintah Kabupaten Batang memastikan komitmennya dalam mendukung pengobatan bayi ini.

BACA JUGA:  Bahaya Perut Buncit Bagi Kesehatan, Pemicu Penyakit Kronis

BACA JUGA:  Terdapat 3.750 Kasus Penyakit Gondongan dan Gondongan di Demak

“Kami dari Pemda Batang berupaya memfasilitasi keluarga, baik melalui Puskesmas maupun Dinas Kesehatan. Kami ingin memastikan semuanya tertangani,” jelas Lani.  

Meski keluarga Burhanudin masih ber-KTP Kota Pekalongan, Pemda Batang tetap memberikan bantuan tanpa mempersoalkan administrasi.  

“Keluarga ini sudah lama tinggal di Batang, jadi sudah menjadi bagian dari warga Batang. Kita tidak boleh mengabaikan persoalan kemanusiaan hanya karena hal administratif,” tegasnya.  

Kategori :