Jadi Momok Penyakit Menakutkan, RSUD Kudus Hadirkan Notifikasi Cegah Penularan TBC

Hadirnya notifikasi penanda bagi para pasien TBC dan peringatan kepatuhan mereka memakai masker mencegah penyebaran penyakit TBC secara massif.-arief pramono/diswayjateng.id-
KUDUS, diswayjateng.id – Hadirnya notifikasi penanda bagi para pasien TBC sekaligus peringatan kepatuhan mereka memakai masker, mengantarkan RSUD dr. Loekmono Hadi juara 1 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Kabupaten Kudus Tahun 2024.
Inovasi yang dinamakan Cegah, Tangkal dan Rawat TBC (Cetar TB) ini, diinisiasi seorang perawat RSUD setempat bernama Arif Mujiono.
Inovasi Cetar TB merupakan pengembangan inovasi sebelumnya yakni Inovasi Terpal Kompas TB yang juga diinisiasi Arif Mujiono.
“Inovasi kali ini merupakan aksi pertama kali notifikasi penanda pasien TBC sekaligus peringatan kepatuhan memakai masker,” ujar Direktur RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus, dr. Abdul Hakam, Senin 16 Desember 2024.
BACA JUGA:Jelang Akhir Tahun 2024, Dua Kampus Ternama di Kudus Borong Anugerah LLDIKTI Wilayah VI
BACA JUGA: Aksi Kasih GKMI Tanjungkarang Kudus Sambut Natal 2024
Hakam menjelaskan, Cetar TB menjadi deteksi dini pasien TBC di RSUD dr. Loekmono Hadi. Sehingga sejak awal datang ke RS, pasien TBC dapat ditempatkan di area khusus TBC. Selain itu juga untuk mengingatkan kepatuhan mereka memakai masker.
“Teknisnya, jika sejak saat mendaftar di tempat pendaftaran terdapat notifikasi penanda pasien TBC yang muncul di layar aplikasi badan layanan umum daerah (BLUD),” ucap Hakam.
Selanjutnya petugas RS setempat, kata Hakam, mengingatkan dan mengarahkan pasien untuk memakai masker dan menuju ke area khusus TBC.
Bagi pasien rawat inap, lanjut Hakam, pasien diarahkan ke Instalasai Gawat darurat khusus TBC. Selanjutnya dirawat di Ruang Melati I.
BACA JUGA:Tak Kunjung Bertransformasi ke UIN, DPR RI Turun Gunung ke IAIN Kudus
BACA JUGA:BPBD Kabupaten Pemalang Minta Warga Waspada dan Update Cuaca Harian
Kemudian untuk rawat jalan, imbuh Hakam, pasien diarahkan ke poliklinik DOTs atau Poliklinik TB-MDR. Kemudian pasien menunggu dilakukan pemeriksaan.
”Inovasi mampu menurunkan angka pasien TBC dirawat di Ruang Non Isolasi Tbc sebesar 56 persen. Juga menurunkan lama tunggu pasien Tbc di IGD 0,5-1 jam dan meningkatkan kecepatan identifikasi pasien TBC,” terangnya.
Hakam pun berterima kasih atas dukungan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, serta fasilitas kesehatan lainnya yang telah membantu menunjang inovasi ini.
“Semoga dengan sinergitas yang sudah terjalin dapat mencegah penyebaran penyakit TBC secara massif,” pungkasnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: