REMBANG, diswayjateng.id - Desa Tasikharjo Kecamatan Kaliori memiliki potensi hutan bakau yang sangat memukau.
Namun sampai sekarang belum dikembangkan untuk destinasi wisata.
Sejauh ini sebatas berfungsi sebagai penahan gelombang.
Kemudian juga melindungi areal tambak milik warga setempat.
BACA JUGA: Paguyuban Warga Tionghoa di Blora Usul Kawasan Jalan Gunung Sumbing Jadi Ruang Wisata Kuliner
Padahal jika dibandingkan dengan hutan bakau di Kaliuntu Desa Pasar Banggi Rembang, kondisi hutan bakau Tasikharjo tak mau kalah.
Hal itu dikarenakan luasnya diperkirakan mencapai lebih dari 10 hektar.
Kepala Desa Tasikharjo, Sutaji mengatakan hutan bakau di kampungnya membentang dari Dusun Paloh ke barat.
Yakni sampai perbatasan dengan Desa Dresi Kulon dan memiliki panjang setengah kilo meter lebih.
“Kalau lebarnya dari barat bervariasi, ada 300 Meter, 250 Meter, 200 Meter. Jadi semakin ke timur semakin menyempit,” ungkapnya, Senin 16 Desember 2024.
Ia mengakui kontur tanah hutan bakau didominasi sedimentasi lumpur.
Sehingga untuk penambahan tanaman, perlu penanganan tambahan.
“Yang utara Dusun Paloh sedimentasinya lebih tipis, tapi kalau Dusun Ngelak utara memang luar biasa sedimentasinya,” katanya.
Sutaji menambahkan hutan bakau Tasikharjo sangat luas, bukan hanya karena aktivitas penanaman namun juga tumbuh berkembang secara alami.