
SEMARANG, diswayjateng.id - Salah seorang ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) asal Bekasi menangis terharu sambil memeluk anak balitanya, saat memperkenalkan dirinya dalam perkumpulan anak dan perempuan ODHA panti asuhan Yayasan Rumah Aira dalam memperingati hari HIV/AIDS se-dunia.
Wanita inisial TA ini baru bergabung dengan Yayasan Rumah Aira yang berlokasi di Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Sembari menangis, Ia menyampaikan ucapan terima kasih sudah di terima di Yayasan Rumah Aira ini dan semoga bisa saling mendukung dan mendukung satu sama lain.
“Saya ucapkan terima kasih bagi yang sudah hadir disini, semoga saling mensuport dan mendoakan satu sama lain,” ujarnya, saat penyerahan bantuan sembakau kepada anak ODHA, Minggu, 1 Desember 2024.
BACA JUGA: 172 Kasus HIV/AIDS di Blora Banyak Ditemukan di WTS yang Bekerja di Tempat Karaoke dan Lokalisasi
BACA JUGA: Sosialisasi Bahayanya HIV/AIDS
Maria Madalina, seorang pendiri dan pemilik Yayasan Rumah Aira memberikan bantuan kepada anak ODHA di Rumah Aira Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Minggu 1 Desember 2024. Kegiatan tersebut dalam memperingati hari HIV/AIDS se-Dunia.--Wahyu Sulistiyawan
TA memiliki dua anak, anak pertama RC (18) yang juga positif ODHA terpaksa berhenti sekolah saat duduk dibangku kelas 2 SMA di Bekasi. RC dibawa sang nenek ke Semarang bersama ibu TA karena mendapatkan diskriminasi dari sekolah sebelumnya.
Sedangkan anak kedua TA yang saat ini masih berusia balita tida terinveksi virus HIV/AID dan kondisinya sangat baik dan sehat.
Maria Madalina, salah satu pendiri dan pemilik Yayasan Rumah Aira mengatakan, dirinya akan menjadi orang nomor satu yang ada jika terjadi penolakan atau diskriminasi dan pembullyan kepada anak-anak positif ODHA atau keturunan dari perempuan ODHA.
"Saya pasti memberikan sosialisasi kepada lingkungan sekolah terhadap anak-anak saya, saya tidak mau ada penolakan kepada anak-anak kami. Karena anak-anak kami secara fisik dan saya tidak terima kalau ada pengganggu dan saya orang nomor satu yang ada," jelasnya.
BACA JUGA: Komunitas Lelaki Suka Lelaki Rentan Tertular HIV/AIDS
BACA JUGA: 137 Temuan Kasus Baru HIV/AIDS di Kabupaten Brebes, 35 Orang Meninggal Dunia
Selama ini, menurut Maria sosisalisasi ke pihak sekolah dan orang tua murid sudah dilakukan agar bisa menerima anak-anak ODHA.
“Setelah kami sosialisasi dan memberikan pengertian kepada pihak sekolah dan orang tua murid, justru mereka ikut menyayangi. Jadi kalau ada sesuatu yang sama si anak ini mereka mau memahaminya,” katanya.