SOLO, diswayjateng.id - Kemenangan pasangan calon (paslon) Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi - Gus Yasin dalam hasil hitung cepat (quick count) Pilkada Jatwng 2024 memunculkan praduga bahwa ada campur tangan aparat di dalamnya.
Menanggapi isu miring itu, Ketua Umum Relawan Bolone Mase, Kuat Hermawan Santoso, dengan tegas membantah tudingan itu.
Kuat menegaskan, keunggulan sementara Luthfi-Yasin berdasarkan hasil hitung cepat adalah murni hasil dari dukungan masyarakat Jawa Tengah.
“Kemenangan Ahmad Luthfi-Gus Yasin adalah kemenangan masyarakat Jawa Tengah. Penopangnya adalah partai-partai politik, relawan, serta tokoh-tokoh masyarakat dan agama di seluruh provinsi,” ujar Kuat saat dikonfirmasi wartawan, Jumat 29 November 2024.
BACA JUGA:Remaja Pelaku Tawuran Dipertemukan Orang Tua, Pemkot Semarang Lakukan Pembinaan Terhadap Pelajar
Lebih lanjut Kuat mengingatkan semua pihak untuk tetap rasional dan menghormati proses demokrasi dan tidak saling menyalahkan pihak lain tanpa bukti. Munculnya tuduha-tuduhan sumir yang dihembuskan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab merupakan tindakan yang tidak bijaksana.
“Dalam konteks kekalahan, orang cenderung menyalahkan pihak lain. Mari kita tunggu sampai proses perhitungan suara selesai. Tidak baik jika hanya berdasarkan quick count lalu merasa kalah dan menuduh tanpa bukti. Itu tidak benar,” tegasnya.
Hasil hitung cepat menunjukkan pasangan Ahmad Luthfi-Gus Yasin unggul dengan rata-rata 58% suara, meninggalkan pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi. Namun, Kuat menekankan bahwa hasil ini belum final dan meminta semua pihak bersabar menunggu hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Quick count adalah gambaran suara berdasarkan data statistik, tapi itu belum real count. Kita harus menunggu perhitungan resmi KPU untuk memastikan hasil akhirnya,” jelasnya.
BACA JUGA:Seni Merawat Bonsai, Sekda Demak : Merawat Bonsai Harus dengan Hati
Kuat juga mengimbau masyarakat untuk menjaga suasana damai dan tidak terprovokasi oleh hasil sementara. Menurutnya, kalah atau menang adalah hal biasa dalam kontestasi politik, tetapi menjaga persatuan adalah yang terpenting.
“Kalah menang itu biasa dalam Pilkada. Yang terpenting adalah menjaga demokrasi ini dengan baik. Jangan sampai ada kekerasan, tuduhan, atau provokasi yang hanya menciptakan kegelisahan di masyarakat,” ungkapnya.
Dia menegaskan bahwa Pilgub harus menjadi ajang untuk memperkuat persatuan, bukan memicu perpecahan.
“Kita harus merawat demokrasi bersama-sama. Jangan ada tindakan merusak, seperti saling tuduh atau memprovokasi. Mari kita menunggu hasil resmi dan menghormati apapun keputusan KPU,” pungkasnya.