"Mungkin harus ada kolaborasi menyeluruh antara Kami (Polrestabes-red) dengan Pemkot Semarang untuk tidak hanya melihat ada sebuah peristiwa namun melihat mengapa peristiwa itu bisa terjadi," kata Irwan Anwar.
Pihaknya mengajak semua pihak untuk bersatu padu menangani fenomena kenakalan remaja dengan saling mendukung agar ke depan tidak terjadi lagi aksi kenakalan remaja.
Sementara, Plt. Kepala Badan Kesbangpol Kota Semarang, Joko Hartono menambahkan pentingnya analisis individual untuk mencari akar permasalahan mengapa ada anak yang sampai terlibat dalam aksi kenakalan. Melalui pembinaan ini, Pemkot Semarang optimis dapat menekan angka kenakalan remaja dan menciptakan generasi yang lebih berprestasi serta berkarakter. Sementara bagi lulusan yang belum memiliki kesibukan, pihaknya akan berkoordinasi dan bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja untuk melaksanakan pelatihan ketrampilan kerja.
“Dari hasil pertemuan tadi, mayoritas anak-anak ini berada di usia 13-17 tahun. Penyebab umumnya adalah putus sekolah, kurang perhatian orang tua, atau berasal dari keluarga yang tidak harmonis. Kami akan menggali lebih dalam setiap kasus untuk menentukan langkah pembinaan yang tepat,” jelas Joko Hartono.
Pihaknya akan menggali akar permasalahan setiap anak dan memberikan solusi terbaik sesuai dengan kebutuhan anak per anak yang berbeda satu dengan yang lain.
Sedangkan di sektor pendidikan, Dinas Pendidikan mendukung penuh dengan menyediakan pendidikan formal dan non-formal. Anak-anak yang putus sekolah akan difasilitasi guna mengikuti program kejar paket A dan B.
Selain itu, permintaan khusus dari seorang siswa kelas 9 agar tetap bisa menyelesaikan pendidikannya di SMP telah ditindaklanjuti. Pihaknya telah mengkomunikasikan dengan pihak sekolah agar memberikan kesempatan bagi siswa tersebut untuk menyelesaikan pendidikannya.
Sebagai langkah preventif, Pemkot Semarang juga menekankan pentingnya pendidikan karakter di semua jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga pendidikan tingkat menengah. “Usia 0-6 tahun adalah periode emas untuk membangun karakter positif. Kami terus mengarahkan pembinaan guru agar pendidikan karakter menjadi bagian integral dalam pembelajaran, sehingga siswa memiliki pondasi yang kokoh untuk menghadapi jenjang pendidikan berikutnya,” terang Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto.
Dukungan lintas sektor juga diperkuat, termasuk layanan DP3A, Kesbangpol, dan Dinas Sosial untuk menangani berbagai masalah seperti bullying, KDRT, dan putus sekolah. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen kuat Pemkot Semarang dalam menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak-anak, membentuk generasi muda yang berkarakter, berprestasi, dan siap menghadapi tantangan masa depan.