SALATIGA.jateng.disway.id - Pj Wali Kota Salatiga Yasip Khasani Menyebutkan, dua tahun berturut-turut sejumlah sekolahan di Salatiga digelontorkan bantuan mencapai 31 miliar.
Dimana, tahun 2024 ini ada beberapa sekolah di Salatiga mendapat bantuan mebeler dan smart class sebesar Rp 11 Milyar. Dan tahun depan kembali bantuan digelontorkan sebesar Rp 21 Milyar. Seluruh bantuan itu bersumber dari dinas pendidikan provinsi Jawa Tengah.
Data ini dilontarkan Yasip Khasani saat melanjutkan program Sambang Warga di Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulyo, Selasa 22 Oktober 2024.
Sebelumnya, Pj Wali Kota Salatiga
mengumpulkan Ketua RT dan Ketua RW se Kelurahan Ledok, Salatiga.
Dihadapkan kepada pengurus RT dan RW se Kelurahan Ledok, Yasip membeberkan pada triwulan pertama ia menjabat Pj Wali Kota Salatiga dihadapkan dengan berbagai masalah di Kota Salatiga, seperti hutang-hutang BUMD, bangunan-bangunan mangkrak, dan lain-lain.
"Kemudian pada triwulan ke 2, masalah gugatan PDAM 13 miliar terhadap sumber mata air selesai pada Agustus lalu. Begitu pula dengan Pasar Raya 2 yang semakin lama semakin tidak ada yang merawat, sudah ada investor yang akan menggarap, termasuk Pasar Raya 1," ungkapkan dia.
Sehingga, lanjutnya, nantinya Salatiga memiliki komplek pertokoan modern di Pasar Raya 2. Pasar Raya 1 juga akan dikonversi menjadi pasar tradisional yang modern.
Termasuk Pasar Jetis yang lama mangkrak, disebutkan dia sudah ada yang akan melanjutkan pekerjaannya.
Sehingga dalam waktu dua tahun lagi Pasar Jetis bisa berfungsi normal.
Begitu juga dengan GOR Kridanggo yang sudah lama mangkrak dan Taman Wisata Religi yang terhenti penggarapannya, rencananya akan berlanjut lagi tahun depan. Begitu pula dengan Taman Wisata Sejarah Salatiga yang kini sudah mulai diratakan.
“Melalui RT dan RW sebagai bagian dari Pemerintah, harapannya dapat langsung menyerap aspirasi masyarakat untuk bisa disampaikan kepadanya sebagai pucuk pimpinan di Kota Salatiga,” ungkap Yasip.
Yasip juga menemukan masalah yang belum tersentuh secara maksimal. Masalah pertama yakni kemiskinan, dimana terdapat 8.700 orang di Salatiga yang mengaku sebagai kemiskinan. Kemudian ada sekitar 9.000 orang yang mengaku miskin, dan ada 544 balita yang melapor ke Posyandu dinyatakan stunting.
Di wilayah Ledok sendiri, terdapat 213 orang yang mengaku 'nganggur', 727 orang yang mengaku miskin, 9 orang masuk kategori miskin ekstrim, dan 13 anak stunting.
Permasalahan tersebut tidak dapat diselesaikan sendiri oleh pemerintah, namun harus bersama-sama oleh Pemerintah Kota, Kecamatan, Kelurahan, RT dan RW untuk dikembangkan.
“Sembilan orang harus kita entaskan dari miskin ekstrim menjadi miskin biasa. Miskin ekstrim itu miskin semiskin-mikinnya. Identifikasi secara valid diperlukan, sehingga nantinya Pemerintah Kota Salatiga menetapkan kebijakan untuk mengentaskan masalah tersebut secara masif,” tandas Yasip.
Sementara itu, Lurah Ledok Hery Setianto Wibowo menyampaikan wilayah yang dipimpinnya memiliki 14 RW dan 72 RT. Keberadaan Geng Tole yang diinisasi oleh Kasi Sospermas, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada warga, khususnya warga Kelurahan Ledok.
“Dari program ini telah disalurkan makanan siap makan 2x sehari kepada warga yang layak dibantu, pampers dewasa dan makanan bernutrisi untuk ibu hamil, tambahan gizi anak berupa susu dan sembako setiap kamis dan pemberdayaan rumah bersih,” terangnya.
Ditengah kegiatan Sambang Warga ini, Pj Wali Kota Salatiga meresmikan Gerakan Ngrewangi Tonggo Kelurahan Ledok (Geng Tole). Dengan adanya Geng Tole, Yasip yakin semua bantuan akan tepat sasaran dan pengurangan.