Mereka mungkin bahkan akan menghapus foto tersebut jika tidak mendapatkan cukup perhatian dari pengikut mereka. Ketergantungan pada validasi dari orang lain ini bisa menjadi tanda dari kebutuhan akan pujian dan perhatian yang berlebihan.
4. Menyebarkan Citra yang Tidak Autentik
Orang-orang yang terlalu obsesif dengan selfie cenderung akan menyebarkan citra yang tidak autentik di media sosial. Mereka mungkin akan terus-menerus memperlihatkan sisi terbaik dari diri mereka tanpa menunjukkan sisi lain yang lebih kompleks.
Mereka mungkin akan terus-menerus memperlihatkan kebahagiaan dan kesuksesan mereka tanpa memberikan ruang bagi kelemahan atau ketidaksempurnaan. Jika seseorang terlihat seperti memiliki kehidupan yang sempurna di media sosial, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka terlalu obsesif dengan citra virtual mereka.
BACA JUGA:Meningkatkan Pemirsa Facebook Live
BACA JUGA:Cara Melihat Kata Sandi Facebook di Ponsel
Bagaimana kita seharusnya menanggapi orang-orang yang terlalu obsesif dengan selfie di media sosial? Sebagai teman atau keluarga, kita sebaiknya memberikan dukungan dan perhatian pada orang tersebut. Mungkin ada alasan di balik perilaku mereka yang perlu dipahami lebih dalam.
Namun, kita juga sebaiknya tidak memberikan terlalu banyak validasi pada perilaku narsistik tersebut. Memberikan dukungan tanpa menguatkan perilaku narsistik adalah keseimbangan yang penting untuk dijaga.
Di sisi lain, bagi diri kita sendiri, kita seharusnya lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Kita sebaiknya tidak terlalu bergantung pada validasi dari orang lain untuk merasa baik tentang diri kita sendiri. Kita sebaiknya juga tidak terlalu mempercayai citra yang ditampilkan oleh orang lain di media sosial, karena seringkali itu hanyalah potongan kecil dari kehidupan nyata mereka.
BACA JUGA:Cara Menghasilkan Uang dari Instagram
BACA JUGA:Cara Mengatasi Lupa Password Instagram
Kesimpulan
Obsesi selfie dan sikap narsistik di media sosial dapat menjadi masalah serius jika dibiarkan berkembang tanpa pengawasan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih bijaksana dalam menggunakan dan merespons media sosial. Sebagai individu, kita sebaiknya lebih fokus pada pengembangan diri secara holistik daripada hanya memperlihatkan sisi terbaik dari diri kita di dunia maya.
Sebagai masyarakat, kita sebaiknya lebih peduli pada kesehatan mental dan emosional orang-orang di sekitar kita, termasuk dalam hal penggunaan media sosial. Dengan demikian, mengidentifikasi dan menanggapi obsesi selfie serta perilaku narsistik di media sosial bukanlah hal yang mudah.
Namun, dengan pemahaman yang lebih dalam tentang ciri-ciri perilaku tersebut, kita dapat lebih bijaksana dalam meresponsnya. Dukungan dan pemahaman adalah kunci utama dalam membantu orang-orang yang mungkin terjebak dalam perilaku narsistik tersebut.
Sementara itu, kesadaran akan dampak negatif dari obsesi selfie dan citra diri yang tidak autentik dapat membantu kita sebagai individu maupun sebagai masyarakat untuk lebih bijaksana dalam menggunakan dan merespons media sosial.