DEMAK, diswayjateng.id - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Demak mengambil langkah serius dalam menangani maraknya kasus tawuran, bullying, dan tindakan asusila serta kenakalan remaja di kalangan pelajar.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadindikbud) Demak, Haris Wahyudi Ridwan, menyatakan bahwa pihaknya telah mengadakan pertemuan lintas sektor untuk membahas evaluasi dan langkah preventif agar kejadian tawuran, bullying, dan tindakan asusila serupa tidak terulang.
“Kami sudah mengumpulkan seluruh pihak terkait, termasuk perwakilan sekolah SMA dan SMP, SD, pengawas sekolah, hingga Kemenag Demak. Tujuannya adalah untuk memberikan penegasan ulang dan evaluasi mengenai kejadian-kejadian yang telah terjadi,” ungkap Haris, Rabu (9/10).
Salah satu langkah penting yang ditekankan untuk menekan tawuran, bullying, dan tindakan asusila adalah peningkatan pengamanan di sekolah, seperti memastikan gerbang dan ruangan tertutup saat tidak ada kegiatan belajar-mengajar, terutama di tingkat SD.
BACA JUGA:Miris, Anak 13 Tahun Dipaksa Bertindak Asusila dan Direkam
BACA JUGA:10 Pasangan Tidak Sah Diajak Sholat Taubat, Usai Digelandang Polres Kudus di Tempat Kos
Antisipasi kenakalan remaja lain, Dindikbud juga telah menekankan kepada sekolah-sekolah untuk membatasi penggunaan telepon genggam di kalangan siswa SMP.
"Siswa diimbau untuk tidak menggunakan telepon genggam tanpa izin dari pihak sekolah," tambah Haris.
Mengenai fenomena Es Moni yang beredar di luar sekolah, Haris menjelaskan bahwa pihak sekolah dapat melaporkannya kepada aparat berwenang jika peredaran tidak dapat dikendalikan.
Dia juga menegaskan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi anak-anak mereka sepulang sekolah, untuk mencegah tawuran, bullying, dan tindakan asusila yang di luar batas.
Dalam upaya pencegahan, Dindikbud terus menggalakkan kampanye anti-bullying dengan cara kreatif, seperti membuat jingle atau lagu yang berisi pesan anti-kekerasan.
Kampanye ini akan terus disosialisasikan melalui pertemuan wali murid dan rapat rutin sekolah untuk menekan tawuran, bullying, dan tindakan asusil.
“Kami juga telah memasukkan nilai-nilai moral dalam kurikulum, seperti membaca Asmaul Husna setiap pagi, mencium tangan guru, serta program baca-tulis Al-Qur’an,” jelas Haris.
Selain itu, supervisi terkait pembatasan penggunaan HP di sekolah terus dilakukan untuk memastikan larangan ini diterapkan dengan baik, meskipun di beberapa sekolah HP masih digunakan sebagai alat pembelajaran.
"Dengan berbagai langkah ini, kami berharap dapat menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan kondusif bagi para siswa," pungkasnya. Sehingga tawuran, bullying, dan tindakan asusila bisa dicegah di kalangan remaja serta pelajar.