DISWAYJATENG, SLAWI - Setelah diawali dengan malam seni dan gelaran istiqosah, prosesi sedekah bumi Waduk Cacaban, Kabupaten Tegal digulirkan dalam suasana khidmad, Senin (29/7/2024). Prosesi sedekah bumi Waduk Cacaban diwarnai dengan pelarungan kepala kerbau sebagai puncak acara inti.
Kepala Dinas Porapar Kabupaten Tegal Ahmad Uwes Qoroni menyatakan, sedekah bumi atau sedekah waduk merupakan warisan budaya Jawa yang masih lestari di tengah era kehidupan masyarakat modern.
BACA JUGA:Teater RSPD Tegal Menghipnotis Penonton
"Sedekah bumi Cacaban adalah warisan budaya Jawa yang terus tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat," ujarnya.
Menurutnya, tradisi ini merupakan bagian dari cara warga Cacaban dan sekitarnya dalam menjaga keberlangsungan hidup yang harmonis. Dalam perkembangannya, sedekah bumi tidak sekedar rangkaian prosesi yang melahirkan harmoni. Tetapi juga bagian dari cara mengatasi berbagai permasalahan lingkungan hidup yang lebih banyak disebabkan perilaku manusianya yang tidak menghargai alam.
BACA JUGA:Giliran Prupuk Utara Kabupaten Tegal Dirikan Destana secara Mandiri
Selain wujud syukur atas rezeki yang telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa, sedekah bumi ini juga sekaligus penghormatan masyarakat kepada para leluhur yang telah mewariskan kekayaan alam. Kepada anak-cucunya. Berupa hamparan tanah yang masih subur dan luas, udara yang tidak tercemar, air yang terus mengalir dan tidak terkontaminasi limbah berbahaya dan beracun. Sebagai generasi penerus, diharapkan bisa terus menjaga, merawat dan lebih bijak lagi dalam memanfaatkannya.
"Apakah itu untuk bercocok tanam, budidaya ikan hingga membuka usaha di sektor pariwisata,” ungkapnya.
BACA JUGA:Penataan Pedagang Pasar Trayeman Kabupaten Tegal Kondusif
Pihaknya meyakini, destinasi wisata yang ditunjang dengan kondisi sosio kultur masyarakatnya yang guyub, rukun, saling mengenal, saling membantu satu sama lain. Maka perkembangannya akan semakin cepat. (adv)