DISWAYJATENG, SLAWI - Sebanyak dua tim Pengabdian Masyarakat (PM) Universitas Negeri Semarang (Unnes) menyelenggarakan pelatihan. Dengan sasaran guru-guru IPA SMP di Kabupaten Tegal. Tim pertama diketuai oleh Dr Bambang Subali MPd yang memberikan pelatihan upaya peningkatan kualitas implementasi P5 melalui pendayagunaan limbah rumah tangga. Untuk melatih wirausaha siswa dan guru SMP di Kabupaten Tegal.
Sedangkan Tim kedua diketuai oleh Dr Ellianawati MSi mengangkat tema ‘Pendayagunaan Kearifan Lokal dalam Konteks Pembelajaran IPA Berbasis STEM di SMP se-Kabupaten Tegal’.
BACA JUGA:Dinas Kesehatan dan 29 Kepala Puskesmas se-Kabupaten Tegal Kaji Banding ILP di Kendal
Koordinator MGMP IPA SMP Kabupaten Tegal yang diwakili M Lutfi menyatakan, kegiatan berlangsung dalam empat sesi, dari bulan Mei 2024 hingga Juli 2024 dengan moda daring dan luring. Kegiatan pada hari ini adalah sesi ketiga yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Slawi dan diikuti oleh 50 peserta yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA SMP se-Kabupaten Tegal.
“Peserta yang dikelompokkan berdasarkan gugus MGMP diberikan bimbingan dan kesempatan presentasi hasil kegiatan sepanjang sesi satu dan sesi dua," ujarnya.
BACA JUGA:Dinas Porapar Kabupaten Tegal Dukung Pengembangan Paket Wisata Dukuh Cipero
Pihaknya menyambut baik dua pelatihan tersebut. Selain karena sangat bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran yang berpusat pada murid. Juga karena narasumber berasal dari praktisi yang kompeten. Dia berharap kolaborasi tersebut dapat terus berlanjut dalam rangka meningkatkan kapasitas guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Beragam materi menarik disampaikan dalam pelatihan, salah satunya adalah pembuatan lilin aromaterapi berbahan baku minyak goreng bekas. Bukan hanya dilatihkan proses produksi dan pengemasannya. Bahkan peserta diajarkan tentang promosi dan penjualan melalui perdagangan elektronik.
BACA JUGA:Personel Satpol PP Gembleng Relawan Damkar se-Kabupaten Tegal
Hal ini bertujuan agar guru dapat melatih kewirausahaan siswa, misalnya pada pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Materi menarik lainnya adalah integrasi kearifan lokal dalam bahan ajar. Guru diajak mengidentifikasi ragam kearifan lokal di sekitar satuan pendidikannya dan menyesuaikan dengan konteks materi yang akan diajarkan.
“Hal ini sejalan dengan filsafat pengajaran yang sesuai kodrat alam. Salah satu produk yang dihasilkan peserta adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis kearifan lokal," ungkapnya.