DISWAY JATENG – Fenomena VUCA atau singkatan dari Votality, Uncertainty, Complexcity dan Ambiguity menjadi satu perhatian penting di dunia pendidikan. Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal, Drs Al Fattah MPd dalam seminar Pendidikan.
Seminar yang bertajuk Semangat Kepemipinan : Pendidikan yang Mencerahkan dan Mencerdaskan ini dilaksanakan di SMP At Tin UMP, Senin 5 FEbruari 2024 kemarin. Dalam acara tersebut, Al Fattah menjelaskan fenomena VUCA dalam Pendidikan serta menggarisbawahi keragaman kecerdasan yang dimiliki peserta didik.
BACA JUGA:Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal Pastikan Rehab SDN Dukuhlo 01 Tahun Ini
Menurut Al Fattah, fenomena VUCA menjadi tantangan utama dalam dunia pendidikan saat ini. Fenomena tersebut menggambarkan kondisi lingkungan yang cepat berubah, tidak pasti, kompleks dan ambigu. Dalam konteks pendidikan, fenomena ini menuntut adanya adaptasi dan inovasi yang cepat dalam menghadapi perubahan dan tantangan yang terus berkembang.
Selanjutnya, Al Fattah juga menyoroti pentingnya pemahaman terhadap keragaman kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik. Beliau menjelaskan bahwa setiap individu memiliki kecerdasan yang beragam, tidak hanya terbatas pada kecerdasan intelektual saja, tetapi juga meliputi kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, kecerdasan kinestetik, dan lain sebagainya.
Menurutnya, memahami dan menghargai keragaman ini menjadi kunci dalam merancang pendekatan pembelajaran yang inklusif dan efektif. Dalam konteks fenomena VUCA, Al Fattah juga menekankan perlunya pendekatan pendidikan yang berorientasi pada pengembangan kemampuan adaptasi dan kesiapan menghadapi perubahan.
BACA JUGA:Kuatkan Karakter Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SMP Negeri 1 Bumijawa Kabupaten Tegal
Menurutnya, pendidikan harus mampu melatih peserta didik untuk menjadi pemikir kreatif, inovatif, dan mandiri yang siap menghadapi tantangan yang kompleks dan tidak pasti di masa depan.
Ini membutuhkan kolaborasi antara pendidik, orang tua, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan komprehensif peserta didik.
Lebih lanjut, beliau menegaskan bahwa pendidikan harus mempersiapkan generasi muda untuk menjadi pemimpin masa depan yang mampu menavigasi dunia yang dipenuhi dengan ketidakpastian dan kompleksitas.
Hal ini memerlukan pendekatan yang holistik dalam pengembangan karakter, keterampilan, dan nilai-nilai kepemimpinan yang kokoh dan berkelanjutan. Dengan demikian, pendidikan dapat menjadi wahana untuk membentuk individu yang tangguh dan berdaya saing di era globalisasi ini.
Drs. Al Fattah mengakhiri paparannya dengan mengajak seluruh peserta bersama-sama menghadapi dan mengatasi tantangan-tantangan dalam pendidikan dengan semangat kepemimpinan yang kuat. Sembari menjaga integritas dan komitmen dalam memajukan dunia pendidikan, kita dapat meraih hasil yang optimal untuk mencerdaskan bangsa.
Materi ini menjadi pijakan penting bagi para pendidik dan stakeholders pendidikan dalam menghadapi dinamika kompleks dalam dunia pendidikan yang terus berubah.(*)