
3. Perjalanan Menuju Keberhasilan Pule Payung
Pule Payung mulai menarik perhatian masyarakat sekitar pada tahun 2016. Anggota Karang Taruna Dusun Soropati memutuskan untuk memanfaatkan potensi desa mereka dengan langkah pertama membangun tiga gazebo menggunakan dana swadaya bersama.
Lalu, Investor yang terlibat hanya sebagai penyandang dana, tanpa ikut campur dalam aspek pengelolaan. Hal ini memastikan bahwa pengembangan wisata tetap sesuai dengan nilai-nilai dan kearifan lokal.
4. Prestasi dan Penghargaan
Pule Payung semakin melambung ketika Dinas Pariwisata Kulon Progo menunjuknya sebagai delegasi pada Penghargaan Tahunan Pesona Indonesia Kementerian Pariwisata 2018.
BACA JUGA:Keraton Yogyakarta: Jejak Sejarah yang Hidup dan Menawan di Kota Pelajar, Simak Ini 5 Kompleksnya!
Sebagai destinasi wisata baru, Pule Payung berhasil meraih juara 1 nasional, membuktikan pesona dan daya tariknya yang luar biasa.
5. Manfaat Bagi Komunitas
Prestasi tersebut membawa manfaat bagi Pule Payung, mendapatkan pendanaan dari program smart city Kulon Progo dalam kategori smart branding.
Peningkatan perhatian terhadap destinasi ini juga terlihat ketika Kominfo memberikan bantuan berupa fiber optik pada tahun 2020 lalu.
6. Dampak Positif pada Ekonomi Lokal
Selain memberikan pengalaman wisata yang memukau, keberadaan Pule Payung juga memberikan dampak positif pada perekonomian masyarakat sekitar.
Pemilik lahan, para pemuda, dan warga lainnya dapat menikmati peningkatan perputaran ekonomi dengan kedatangan wisatawan.
7. Kontribusi Positif bagi Masyarakat
Pule Payung tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga memberikan dukungan pendanaan untuk berbagai kegiatan masyarakat, seperti perayaan tujuh belasan, nyadran, dan acara lain yang memerlukan dana. Inilah bentuk kontribusi positif Pule Payung sebagai bagian integral dari komunitas lokal.
8. Eksplorasi Wisata Sekitar