
2. Benteng Vredeburg
Berseberangan dengan Gedung Agung, Benteng Vredeburg yang dulunya menjadi markas tentara kolonial Belanda. Kini difungsikan sebagai Museum Benteng Vredeburg. Bangunan ini dibangun pada masa Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1760.
3. Gedung Societet de Vereeniging (Balai Mataram)
Di sebelah timur Jalan Kyai Haji Ahmad Dahlan, berdiri Gedung Societet de Vereeniging atau dikenal sebagai Balai Mataram.
Dahulu, gedung ini digunakan sebagai tempat rekreasi orang-orang Belanda. Pada tahun 1950-an, menjadi bioskop rakyat Senisono.
4. Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949
Di sudut barat daya Benteng Vredeburg, terdapat monumen yang mengenang peristiwa Serangan Umum oleh pejuang Republik Indonesia terhadap pendudukan Belanda pada 1 Maret 1949.
5. Kantor Pos Besar Yogyakarta
Di sebelah timur Gedung Bank BNI, berdiri Kantor Pos Besar Yogyakarta, yang pada masa kolonial digunakan sebagai kantor pos, telegraf, dan telepon.
6. Monumen Tapak Prestasi Kota Yogyakarta
Di depan Gedung Senisono, ada Monumen Tapak Prestasi Kota Yogyakarta, yang mengabadikan telapak tangan tokoh-tokoh kota.
Berjalan Menuju Masa Lalu dengan Akses Mudah
Dengan begitu banyak bangunan bersejarah di sekitar Titik Nol Kilometer, berjalan di kawasan ini seperti menyusuri lembaran sejarah hidup Jogja. Dengan akses yang mudah, wisatawan dapat mengeksplorasi keindahan arsitektur dan cerita di setiap sudut kota.
Kesimpulan: Titik Nol Kilometer, Pusat Keseimbangan Sejarah dan Kehidupan Kota
Titik Nol Kilometer Yogyakarta bukan hanya sekadar lambang pusat kota tetapi juga tempat yang menyatukan keindahan alam dan kekayaan sejarah.