DISWAYJATENG.ID - Memanaskan kembali makanan yang masih tersisa dengan baik dari menu makan malam maupun makan siang menjadi cara yang bisa dilakukan untuk meringankan pekerjaan rumah.
Namun, sebaiknya perhatikan beberapa hal yang perlu diketahui saat kembali memanaskan makanan secara berulang.
Ternyata, memanaskan beberapa jenis makanan mengubah makanan yang menyehatkan menjadi makanan yang memiliki kandungan kurang baik atau beracun bagi kesehatan tubuh.
Dilansir dari beberapa sumber, berikut 6 bahaya makanan yang dimasak ulang bagi kesehatan:
1. Bakteri dan Mikroba
Ketika makanan dibiarkan dalam suhu yang tidak aman atau tidak tepat selama penyimpanan atau pemanasan ulang, bakteri seperti Salmonella, E. coli, dan Campylobacter dapat berkembang biak dengan cepat.
Makanan yang tidak disimpan pada suhu yang aman (antara 4°C hingga 60°C, juga dikenal sebagai "zona bahaya") memberikan lingkungan yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak dengan cepat.
Bakteri ini bisa menyebabkan infeksi pada manusia, mengakibatkan gejala seperti mual, muntah, diare, dan dalam kasus yang lebih parah, bahkan mengancam jiwa.
Penting untuk selalu memastikan bahwa makanan dimasak hingga suhu yang aman, disimpan dalam suhu yang tepat, dan dikonsumsi dalam jangka waktu yang wajar untuk mengurangi risiko pertumbuhan bakteri berbahaya.
2. Kehilangan Nutrisi
Saat makanan dimasak dan dipanaskan berulang kali, terutama dalam suhu yang tinggi, beberapa nutrisi penting dalam makanan dapat terdegradasi atau hilang.
Proses pemanasan berulang dapat mempengaruhi kandungan nutrisi seperti vitamin, mineral, dan senyawa fitokimia yang ada dalam makanan.
Vitamin yang larut dalam air, seperti vitamin C dan beberapa jenis vitamin B, lebih rentan terhadap kerusakan akibat panas dan oksidasi.
Sedangkan, mineral seperti zinc dan selenium juga bisa mengalami penurunan akibat paparan panas berlebih.
Makanan yang dimasak ulang juga mungkin mengalami perubahan dalam komposisi nutrisi yang dapat mempengaruhi asupan gizi Anda secara keseluruhan.
BACA JUGA:Pilihan Tepat Kontrol Kolesterol, Kenali 7 Manfaat Menakjubkan Susu Kedelai Bagi Kesehatan
3. Perubahan Rasa dan Tekstur
Ketika makanan dipanaskan berulang kali, terutama dalam microwave atau oven, sifat-sifat organoleptik seperti rasa, aroma, dan tekstur makanan bisa mengalami perubahan.
Pemanasan berulang dapat membuat makanan menjadi kering, keras, atau lembek, tergantung pada jenis makanan dan metode pemanasan yang digunakan.
Misalnya, roti yang dipanaskan ulang mungkin menjadi keras dan tidak sedap dimakan lagi, atau nasi yang dipanaskan ulang mungkin menjadi kering dan hilang kelembutannya.
Beberapa makanan juga dapat kehilangan citarasa alami mereka saat dipanaskan berulang kali, karena panas dapat memecah senyawa yang memberikan rasa dan aroma khas pada makanan tersebut.
4. Akar Acrylamide
Pemanasan berulang makanan, terutama yang mengandung karbohidrat tinggi seperti kentang atau roti, dapat menghasilkan senyawa berbahaya yang disebut acrylamide.
Acrylamide terbentuk saat reaksi kimia terjadi antara asam amino dan gula dalam makanan pada suhu tinggi, seperti saat memanggang atau menggoreng.
Senyawa ini dikaitkan dengan potensi risiko kesehatan seperti kanker pada hewan percobaan, meskipun dampaknya pada manusia masih sedang diteliti.
5. Kandungan BPA
Penggunaan wadah plastik yang mengandung bahan kimia bisphenol A (BPA) saat memanaskan makanan dapat mengakibatkan BPA bocor ke dalam makanan.
BPA adalah bahan kimia yang sering digunakan dalam pembuatan plastik dan pelapisan wadah makanan.
Paparan BPA yang berlebihan telah dikaitkan dengan potensi dampak negatif pada kesehatan, termasuk gangguan hormonal dan perkembangan.
BACA JUGA:Rambut Beruban, Benarkah Karena Faktor Usia Saja? Berikut 6 Penyebab Munculnya Uban
6. Peningkatan Risiko Keracunan Pangan
Memanaskan makanan berulang kali atau tidak memanaskannya dengan benar dapat meningkatkan risiko keracunan pangan.
Bakteri berbahaya yang mungkin ada dalam makanan bisa berkembang biak saat makanan tidak dipanaskan hingga suhu yang cukup tinggi untuk membunuh mereka.
Ini dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, diare, dan dalam kasus yang lebih parah, keracunan makanan.(*)