PEKALONGAN (DiswayJateng) – Keberadaan primata langka di kawasan Hutan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan terus menyusut. Sejak 2019 hingga kini, sedikitnya ada 10 primata dilindungi yang mati.
Yang terbaru, primata dilindungi jenis rekrekan (Presbytis fredericae) ditemukan warga mati di tepi jalan di tanjakan Wulu sebelum Welo Asri. Rekrekan ini mati kesetrum kabel jaringan listrik PLN yang melintasi area hutan tersebut.
Pegiat lingkungan dari Swara Owa, Wawan, Selasa (19/4/2022), mengatakan, satu ekor rekrekan ditemukan mati oleh warga pada tanggal 13 April 2022 di tanjakan Wulu. Primata dilindungi ini mati kesetrum kabel jaringan listrik PLN yang terbuka atau tanpa pengaman.
Saat itu hujan mengguyur wilayah pegunungan Petungkriyono. Titik itu merupakan salah satu jalur lintasan primata dilindungi yang ada di kawasan hutan Petungkriyono.
“Dari kejadian-kejadian sebelumnya sudah dilaporkan ke pihak-pihak yang berwenang. PLN, pemda, DLHK, Perhutani. Semua sudah tak surati. Sudah ada segmen kabel yang diganti. Sebagian segmen sudah ada yang diganti sebenarnya. Kemarin kejadian terakhir itu di segmen yang memang belum diganti,” terang dia seperti dilansir radarpekalongan. co.id
Dikatakan, kabel PLN yang sudah diganti mulai dari Sokokembang hingga Curug Sibedug. Selanjutnya dari Welo Asri naik ke atas. Antara Sibedug hingga Welo Asri belum diganti. Padahal itu juga jalur lintasan primata.
“Peristiwa terakhir terjadinya di situ. Tepatnya tanjakan Wulu sebelum Welo Asri. Yang mati jenis rekrekan. Itu jenis dilindungi,” ujar Wawan.
Disebutkan, dari tahun 2019 total sudah ada 10 ekor primata dilindungi mati karena sebab yang sama. Yakni jenis lutung, owa Jawa, dan rekrekan. “Memang di situ kantong primata endemik Jawa yang masih bagus,” tandasnya.