Majelis eks FPI Aniaya Warga hendak Tahlilan di Brebes, Dipicu Panggung Pengajian Tutup Akses Jalan

PERSELISIHAN - Warga Kelurahan Limbangan Kulon dan jamaah pengajian Majelis Dzikir Al Anfas Brebes (eks FPI) terlibat perselisihan.Foto: Eko Fidiyanto/diswayjateng.id--
BREBES, diswayjateng.id - Insiden perselisihan warga dengan sekelompok jamaah pengajian di Kabupaten BREBES viral di media sosial. Aksi penganiayaan oleh jamaah pengajian oleh eks Front Pembela Islam (FPI) terhadap warga sempat terjadi.
Insiden penganiayaan ini terjadi di Kelurahan Limbangan Kulon Kecamatan/Kabupaten Brebes. Penganiayaan dipicu saat warga yang berduka dan menggelar tahlilan tak diberi akses jalan karena jamaah eks FPI ini mendirikan panggung yang menutup jalan.
Korban penganiayaan adalah Sultan Tegar Eka Saputra, warga Kelurahan Limbangan Kulon. Saat itu keluarga korban hendak menggelar tahlilan yang ketiga hari setelah ada salah satu anggota keluarganya meninggal dunia.
Korban dianiaya saat berusaha melerai keributan antara sang paman yang bernama Rudi Hartono dengan kelompok jamaah pengajian Majelis Dzikir Al Anfas Brebes (eks FPI) di dekat rumah duka.
BACA JUGA:Waduh! Hukuman Munarman Eks Sekjen FPI Bertambah Jadi Empat Tahun, Ternyata Begini
BACA JUGA:Kecewa, Kuasa Hukum Riziq Sihab Ingin Kasus Unlawful Killing FPI Dibawa ke Pengadilan Internasional
Jamaah pengajian eks FPI itu menggelar pengajian peringatan Maulid Akbar Nabi Muhammad SAW dengan mendirikan panggung yang menutup akses jalan warga. Keluarga korban pun meminta agar akses jalan dibuka sedikit.
Paman korban, Rudi Hartono mengatakan, keluarga besarnya tengah berduka dan menggelar tahlilan yang saat itu malam ketiga. Saat itu, di sebelah selatan rumah duka ada pengajian akbar, tepatnya di markas Majelis Dzikir Al Anfas Brebes.
"Jam setengah 3 sore, ada panggung yang menutup jalan dan tidak ada akses jalan warga. Kami minta panggung digeser satu meter untuk akses jalan warga dan orang tahlil," kata Rudi Hartono.
Dia melanjutkan, panggung sempat digeser setelah dirinya meminta secara baik-baik terhadap panitia pengajian. Namun setengah jam kemudian, panggung tersebut kembali menutup akses jalan.
BACA JUGA:Polsek Sidorejo Gagalkan Aksi Tawuran Antar Pelajar SMP Kota Salatiga dengan Kabupaten Semarang
BACA JUGA:Gagalkan Tawuran di Batang, Aparat Gabungan Tangkap Pemuda Bercerulit dan Sita 4 Sajam
"Saya ke sana minta dibuka lagi untuk warga dan tahlilan. Setelah balik lagi ke rumah, ada dua mobil parkir di depan rumah yang untuk parkir tahlil. Kemudian teriak minta mobil dipindah dan tidak direwes. Akhirnya terjadi cekcok yang berujung penganiayaan terhadap keluarga kami," tambah dia.
Akibat penganiayaan itu, korban mengalami luka di bagian kepala akibat pukulan dan luka cakaran di bagian dada. Setelah terjadi keributan, warga akhirnya menghampiri dan meminta agar pengajian markas mereka ditutup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: