Sebut TFR di Angka 2,1, Menteri Wihaji: Maksimal 2 Anak Bagus bagi Penduduk Salatiga

Sebut TFR di Angka 2,1, Menteri Wihaji: Maksimal 2 Anak Bagus bagi Penduduk Salatiga

BERDIALOG : Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/BKKBN RI Dr Wihaji SAg MPd saat berdialog dengan pengurus Kampung KB ''Teguh Hati'' di Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Minggu 20 April 2025. Foto : Nena Rna --

SALATIGA, diswayjateng.id - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/BKKBN RI Dr Wihaji SAg MPd menyebutkan jika indikator total fertility rate (TFR) di Kota Salatiga diangka 2,1.

Dengan angka itu, rata-rata penduduk hanya memiliki anak maksimal dua. Kondisi tersebut, Wihaji menilai bagus bagi penduduk Kota Salatiga dan tidak terlalu banyak.

Hal ini disampaikan Wihaji saat mengunjungi Kampung Keluarga Berkualitas (KB) se-Kota Salatiga di Kampung KB ''Teguh Hati'' Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Minggu 20 April 2025.

Turut hadir mendampingi Wihaji, Forkopimda Salatiga, Sekda Wuri Pujiastuti, dan Kepala DP3APPKB Yuni Ambarwati. 

BACA JUGA: Respon Darurat Sampah, GP Ansor Kota Pekalongan Gandeng Takmir Masjid hingga Siapkan Sistem Bank Sampah 

BACA JUGA: 1.500 Warga Batang Serukan Dukungan untuk Palestina dan Anak-anak yang Menangis di Reruntuhan Bangunan

Sebelumnya, kehadiran Wihaji untuk memastikan penanganan permasalahan stunting melalui lima program Quick Wins Kemendukbangga/BKKBN, dengan melibatkan sinergitas lintas sektor.

Wihaji menerangkan, indikator TFR khususnya di Kota Salatiga diangka 2,1 dengan rata-rata diangka  2,0.

"Sehingga, rata-rata penduduk hanya memiliki anak maksimal dua. Kondisi tersebut, dinilai sudah bagus tidak terlalu banyak," paparnya. 

BACA JUGA: Dekat Dengan NU, DPR RI Sriyanto Saputro Ajak Jamaah Fatayat Tiru Sikap Politik Presiden Prabowo

BACA JUGA: Pekan Suci Paskah 2025 Damai, Romo Petrus Apresiasi Toleransi Warga Demak

Ia juga mengapresiasi kondisi Salatiga yang dinilainya tidak ada problem berkaitan kependudukan seperti stunting, lansia, dan lainnya.

Hanya saja, terkait pemenuhan program Makan Bergizi Gratis (MBG) belum ada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

"Itu, untuk ibu hamil, menyusui, anak balita dan siswa sekolah. Nanti, itu akan kami laporkan ke Presiden Prabowo," terang dia.

Pada kesempatan itu, Wihaji meninjau penerapan program quick win dalam rangka percepatan pengendalian penduduk.

BACA JUGA: Pimpin Apel Kesiapsiagaan Nasional, Mbak Iin Ingatkan Tantangan Lebih Berat

BACA JUGA: Satlantas Polres Salatiga Ungkap Kasus Tabrak Lari, Pelaku Warga Bringin Ditangkap di Bengkel Cat Mobil

Dari program quick win mencakup pemberdayaan para penduduk yang memasuki kategori usia lanjut (Lansia).

"Selain, memberikan aktivitas agar tetap produktif, para lansia diharapkan tidak kesepian dimasa tua. Saya juga berharap nanti akan segera ada namanya Kartu Lansia. Kartu ini, kira-kira bagaimana lansia dapat beragam fasilitas dari negara misalnya saat belanja ada diskon khusus, ke lokasi wisata bisa gratis dan lainnya. Ini bentuk negara hadir kepada masyarakat," terangnya

Pihaknya menegaskan, selain masalah bonus demografi sekarang yang menjadi tantangan ialah mengurangi jumlah stunting. Oleh karena, Kemendukbangga/BKKBN memiliki program gerakan orangtua sadar stanting (Genting) yang wajib dikawal.

BACA JUGA: Dua Kali Grobogan Dipercaya Menjadi Tuan Rumah Kontes Bonsai Nasional, Ini Alasannya

BACA JUGA: Amankan 361 Gereja di Kabupaten Semarang, Polres Semarang Terjunkan 555 Personel

"Sebab, kasus di Indonesia ini kalau ada 5 orang Balita satu orang diantaranya kategori stunting. Dampaknya stunting apa, IQ hanya skornya 78 tinggi badannya kurang. Padahal, kita ini menuju negara maju,"

Ia menambahkan, selain mewacanakan adanya kartu khusus para lansia kunjungan itu juga kerangka mengecek program berkenaan Kemendukbangga/BKKBN RI.

Kampung KB
Wihaji menyambut baik Kampung KB  ''Teguh Hati'' Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.

Menurut dia, adanya Kampung KB  satu konsep percepatan pembangunan keluarga terintegrasi dan komprehensif, dengan menggunakan pendekatan pemberdayaan individu, keluarga, dan masyarakat.

"Secara umum, Kampung KB mendorong keluarga-keluarga di Indonesia, menjalankan fungsi keluarga sebagaimana mestinya. Dan adanya Kampung KB berpotensi besar pemberdayaan berbasis masyarakat dan keluarga dalam upaya penurunan stunting," paparnya.

BACA JUGA: Berdalih Beri Bantuan, Dua Pemuda Mencuri Perhiasan Lansia di Purwodadi Grobogan

BACA JUGA: Ingin Punya Penghasilan Rp500 Ribu? Ini 7 Ide Bisnis untuk Mahasiswa yang Fleksibel

Pada akhirnya, Wihaji menilai keberadaan Kampung KB Teguh Hati Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga harus dapat terimplementasi dengan baik.

Selain itu, adanya Kampung KB Teguh Hati Kelurahan Tegalrejo Salatiga mampu mengimplementasikan empat sasaran program yang ada yakni penyediaan data dan peningkatan cakupan adminsitrasi kependudukan, peningkatan perubahan perilaku, peningkatan cakupan layanan dan rujukan pada keluarga, dan penataan lingkungan keluarga..

Berkaitan lima program Quick Wins Kemendukbangga/BKKBN, ia pun menjabarkan ada beberapa hal yakni Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA), Lansia BERDAYA, dan Super APPS (AI) berupa layanan data dan informasi moderen untuk atasi Stunting.

''Kelima program tersebut merupakan program unggulan Kemendukbangga/BKKBN,'' kata Wihaji yang hafal menyebutkan satu persatu program tersebut saat diwawancara wartawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: