Kondisi Penanganan Sampah di Kota Tegal Dinilai Kritis

Kondisi Penanganan Sampah di Kota Tegal Dinilai Kritis

PAPARAN - Perbanusa Kota Tegal memaparkan pendapat tentang kondisi penanganan sampah kepada Komisi III DPRD Kota Tegal saat diterima di Ruang Rapat Komisi III DPRD.Foto:K Anam S/diswayjateng.id--

TEGAL, diswayjateng.id - Perkumpulan Pengelola Sampah dan Bank Sampah Nusantara (Perbanusa) Kota Tegal menilai kondisi penanganan Sampah di Kota Tegal telah mencapai titik kritis. Dengan volume Sampah sebanyak 186,58 ton per hari, upaya pengurangan hanya berhasil sebesar 15,82 % melalui inisiatif seperti bank Sampah dan kerajinan daur ulang. 

Namun, sebagian besar sampah, yaitu sekitar 75,34 persen atau 140 ton, masih diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sementara 9,95 % lainnya tetap berserakan di lokasi yang tidak semestinya, seperti sungai dan tanah kosong. Perbanusa memandang Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) sudah tidak mampu menampung limbah yang ada. 

Di sisi lain, pengetahuan pentingnya pengolahan sampah masih minim. “Meskipun ada regulasi yang melarang pembuangan sampah sembarangan, penegakan hukum yang lemah membuat banyak warga masih membuang sampah sembarangan tanpa takut akan sanksi,” kata Ketua Perbanusa Kota Tegal Rohmat Budi Sanjoyo saat diterima audiensi Komisi III DPRD Kota Tegal beberapa waktu lalu. 

Perbanusa berpendapat terus menurunnya anggaran pengelolaan sampah di Dinas Lingkungan Hidup berdampak langsung terhadap efektivitas program.

BACA JUGA:DLH Kabupaten Tegal Bersiap Luncurkan Program Pengelolaan Sampah Tingkat Desa

BACA JUGA:TPA Degayu Pekalongan Bakal Ditutup Lagi, DLH Minta Kelurahan Cari Lahan untuk Sampah Organik

Perbanusa  menekankan pentingnya dukungan dan kebijakan dari pemerintah agar pengelolaan sampah di Kota Tegal dapat dilakukan secara berkelanjutan dan efektif, demi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan.

Rohmat mengemukakan, salah satu permasalahan mendasar persampahan adalah campur aduknya sampah, yang membuat proses pemilahan menjadi sulit dan tidak efisien.

Untuk mengatasi masalah ini, salah satu solusi yang diusulkan adalah pengadaan mesin pemilah otomatis. Di Banyumas, mesin tersebut terbukti efektif dalam memisahkan sampah. Harga mesin juga terjangkau.

Adanya upaya untuk mendorong pengadaan mesin ini dipandang Perbanusa sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas tata kelola sampah di Kota Tegal, dan memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar menyentuh permasalahan pokok dalam penanganan sampah.

BACA JUGA:Libur Lebaran 2025, Sampah Rumah Tangga Menurun dan Sampah Pasar Kisaran 80-90 Ton per-Hari

BACA JUGA:Kebersihan Sampah Shalat Ied di Lapangan Pancasila Salatiga Libatkan Pramuka dan Nonis

Perbanusa lalu menyoroti regulasi yang mewajibkan masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah. 

Terkait itu disampaikan salah satu inovasi yang bisa diterapkan adalah melalui pendekatan dari tingkat kelurahan atau RT dan RW, di mana setiap warga harus ikut serta dalam proses memilah sampah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: