Ning Nawal Dorong Peran Strategis Perempuan Pesantren dalam Membangun Peradaban

Ning Nawal Dorong Peran Strategis Perempuan Pesantren dalam Membangun Peradaban

Ketua Dewan Penasehat Pimpinan Pusat JPPPM Ny.Hj. Nawal Arafah Yasin, M.S.I -Istimewa/ Umar Dani -

Ia juga menegaskan bahwa domestifikasi perempuan semakin menenggelamkan perannya dalam kepemimpinan dan politik. Padahal, dalam sejarah Indonesia, banyak ulama perempuan yang berperan besar dalam mencetak generasi bangsa, seperti Rahmah el-Yunusiyah (Padang Panjang, Sumatera Barat), Nyai Khoiriyah Hasyim (Jombang), Teungku Fakinah (Aceh), Sultanah Safiatuddin (Aceh), dan Fatimah (Banjarmasin).

Dalam dunia pesantren, lanjutnya, Bu Nyai memiliki peran penting dalam membentuk religiusitas dan akhlakul karimah para santri.

"Bu Nyai tidak hanya menjadi teladan dalam akhlak, tetapi juga memimpin organisasi, melakukan perubahan sosial, serta berperan dalam perencanaan dan pengelolaan pesantren," papar Pengasuh Ponpes Al Anwar IV, Sarang, Rembang itu.

Menurut Ning Nawal, perempuan pesantren memiliki banyak ruang untuk berkontribusi dalam pembangunan, mulai dari bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan, ekonomi, ketahanan pangan, lingkungan, hingga gerakan sosial dan pemberdayaan masyarakat.

BACA JUGA:Dilantik Jadi TP PKK Kota Semarang, Lie Iswar Aminuddin Siap Dukung Wali Kota Semarang

"Perempuan pesantren bisa mengambil peran strategis dalam berbagai bidang tersebut untuk ikut membangun peradaban," tambah menantu Mbah Maimoen Zubair ini.

Sementara itu, Ketua Penyelenggara, Durotul Ma'munah, menekankan bahwa perempuan selalu memiliki peran penting dalam sejarah peradaban dunia.

"Tak heran jika setiap peringatan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret, kita selalu diingatkan akan perjuangan perempuan di berbagai bidang," katanya.

JPPPM sebagai organisasi perempuan pesantren juga aktif dalam jaringan internasional, termasuk di Australia dan Jerman.

Talkshow daring ini menghadirkan dua pembicara utama, yaitu Ny. Hj. Nawal Arafah Yasin, M.S.I. dan Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., Guru Besar Sejarah Politik Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: