PT KAI Kerahkan Petugas Pemantau 24 Jam di Jalur Rel Rawan Banjir Grobogan

PT KAI Kerahkan Petugas Pemantau 24 Jam di Jalur Rel Rawan Banjir Grobogan

Petugas pemantau 24 jam non stop PT Kereta Api Indonesia saat mengecek bantalan rel di petak antara Stasiun Gubug dengan Stasiun Karangjati di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Senin (10 Maret 2025). (Dok KAI Daop 4 Semarang/diswayjateng.id)--

GROBOGAN, diswayjateng.id - Dalam satu tahun terakhir jalur kereta api antara Stasiun Gubug dengan Stasiun Karangjati sudah tiga kali jebol karena terdampak limpasan air dari sungai Tuntang di Kecamatan Gubugm Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Akibatnya perjalanan kereta api relasi Surabaya – Semarang dan sebaliknya menjadi terganggu.

Manager Humas KAI Daop 4 Semarang Franoto Wibowo menyampaikan hingga kini, kondisi jalur tersebut baru bisa ditangani dengan cara temporary bridge, yakni membuat jalur sementara. Karena itu, pihaknya mengerahkan petugas pemantau selama 24 jam non stop. Tugasnya untuk melakukan pengawasan ketika kereta melintas serta pengukuran dalam hal tracknya.

“Di lokasi tersebut juga telah disiapkan alat-alat serta material untuk siaga, seperti kricak dan sebagainya,” katanya, Senin (10 Maret 2025).

Franoto menambahkan, bahwa sejak awal Februari 2025, PT KAI sudah melakukan normalisasi rel untuk membangun jembatan sementara.

"Sedangkan untuk keputusan permanen diserahkan pada pihak DJKA Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Karena untuk prasarana, yang memiliki kewenangan itu Kemenhub," jelasnya.

Franoto menyampaikan, sampai saat ini sejumlah kereta yang melintas juga masih menerapkan kecepatan terbatas 30 km/jam. Karena limpasan bisa saja terjadi lagi, mengingat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi bahwa musim hujan masih berlangsung hingga akhir April mendatang.

“KAI Daop 4 Semarang terus berkoordinasi dengan BMKG terkait perkiraan cuaca di lokasi tersebut atau pun di hulu sungainya” sambungnya.

Menurut Kepala Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas 1 Semarang, Rudi Pitoyo, langkah penanganan permanen baru akan dikoordinasikan, karena pihaknya harus menyiapkan Detail Engineering Design (DED)-nya terlebih dahulu. Termasuk juga, melakukan kajian teknis penanganan permanen jalur KA petak Stasiun Gubug dan Stasiun Karangjati.

“Rencana pembuatan terowongan bakal kecil kemungkinan, karena pembangunan terowongan memerlukan relokasi serta pembebasan lahan dan membangun sungai buatan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: