Izin Dipertanyakan, Pabrik Hebel di Margaayu Tegal Diminta Setop Produksi

Izin Dipertanyakan, Pabrik Hebel di Margaayu Tegal Diminta Setop Produksi

BELUM BERIZIN - Sejumlah warga mendatangi PT Mitra Sentra Manunggal di Desa Margaayu Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal karena diduga belum mengantongi izin amdal, produksi dan pengeboran air tanah, Minggu (9/3) siang. --yeri noveli

Mangun, warga Margaayu juga mendesak agar produksi hebel dihentikan sebelum persyaratan dilengkapi. 

"Saya tahu di sini banyak kesalahan, ngebor air tanah juga tidak ada izinnya. Tolong, hentikan dulu operasinya," tegas Mangun kecewa.

Sementara, Human Resource Development (HRD) PT Mitra Sentra Manunggal, Heri mengaku jika perizinan Amdal sudah ada. Namun, dia tidak bisa menunjukkan karena dokumennya masih di pihak konsultan.

BACA JUGA:Ini Rekomendasi Komisi III DPRD Kabupaten Tegal saat Sidak di PT Japfa yang Sebarkan Bau Bangkai

BACA JUGA:Tim BNSP Kunjungi SMK Negeri 2 Aidiwerna Kabupaten Tegal

"Amdal sudah terbit sejak minggu-minggu kemarin. Nanti akan saya minta ke konsultan," ujarnya.

Sedangkan untuk perizinan produksi dan pengeboran air tanah, Heri mengaku masih melengkapi dokumennya. "Izin itu memang belum keluar, masih dalam proses," ucapnya.

Kendati belum ada izin produksi, Heri membenarkan jika PT Mitra Sentra Manunggal sudah memproduksi batu putih hebel sejak beberapa hari yang lalu. Alasannya, untuk uji coba mesin produksi.

"Kurang lebih sudah satu minggu kita produksi. Untuk uji coba dulu, materialnya juga belum lengkap," ucapnya.

BACA JUGA:Bareskrim Polri Amankan Oknum Pengoplosan Gas Elpiji Bersubsidi di Kabupaten Tegal

BACA JUGA:SMK Insan Mulia Kramat Kabupaten Tegal Gelar Pelatihan Sepak Takraw

Sementara, Nanang warga Desa Margaayu menyatakan bahwa pihak perusahaan belum pernah melakukan sosialisasi ihwal dampak lingkungan di desa tersebut. Sehingga, dia sanksi jika pabrik hebel ini sudah memiliki izin Amdal.

"Saya juga korban asap dan debu dari pabrik hebel ini. Saya menduga, pabrik ini belum ada izin Amdalnya, karena tidak ada sosialisasi yang transparan terhadap warga," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: