52 Saluran Irigasi di Kabupaten Batang Kritis, Butuh Rp12 Miliar untuk Perbaikan Permanen

52 Saluran Irigasi di Kabupaten Batang Kritis, Butuh Rp12 Miliar untuk Perbaikan Permanen

Saluran irigasi di sungai Pajaran, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang hanyut--IST

BATANG, diswayjateng.id  – Kerusakan saluran irigasi di Kabupaten Batang mencapai 33 persen dari 599 daerah irigasi yang ada. 

Kerusakan itu membuat ratusan hektare sawah di Kabupaten Batang terancam tidak bisa melakukan tanam pada musim kemarau.

"Kondisi terparah di Kecamatan Limpung dan Kecamatan Reban. Di Kecamatan Reban hampir semua bendungnya hanyut," kata Nona Yulistya, Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Batang, Jumat 6 Maret 2025.

Ia menambahkan, ada 52 saluran irigasi kewenangan Kabupaten Batang, seluruhnya membutuhkan perbaikan permanen.

BACA JUGA: Diawali 300 Ayat Kursi, Pemkab Batang dan Ratusan Petani Gropyok Tikus di 150 Hektare Sawah Ponowareng

BACA JUGA: Siap-siap Refocusing, Pemkab Batang Kencangkan Ikat Pinggang hingga Rp150 miliar

Berdasarkan perhitungannya, Pemkab Batang butuh anggaran sekitar Rp12 miliar untuk melakukan perbaikan permanen sesuai standar.

Saat ini, solusi sementara hanya menggunakan bronjong agar air sungai tetap dapat mengalir ke saluran irigasi.

Nona menyebut kerusakan irigasi di Kabupaten Batang berpotensi menimbulkan dampak besar terhadap pertanian, terutama saat musim kemarau. Diperkirakan 399,08 hektar sawah di 19 daerah irigasi terancam tidak dapat ditanami akibat kerusakan ini.

"Sekarang dampaknya belum terasa karena masih musim hujan. Tapi saat kemarau nanti, irigasi yang rusak jelas akan sangat mengganggu pertanian," kata Nona Yulistya.

BACA JUGA: Dibujuk Pakai Bahasa Jawa Khas Batang, Ribut Uripah Akhirnya Mau Pulang dari Hutan Malaysia

BACA JUGA: Rapat Perdana Bupati Batang Faiz Kurniawan, Tegaskan Tidak Ada Jual Beli Jabatan

Beberapa saluran irigasi bahkan tidak dapat ditangani secara darurat karena perbedaan tinggi antara sungai dan sawah, seperti yang terjadi di Polodoro, Reban.

Ia mengatakan terus berupaya mencari solusi dengan mengajukan nota dinas ke Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan mengusulkan bantuan ke tingkat provinsi Jawa Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: